Cegah Stunting, Agen Perubahan Lokal Mimika dan Asmat Mendapat Pelatihan dari Wahana Visi

Cegah stunting, agen perubahan lokal dari Mimika dan Asmat dapat pelatihan peningkatan kapasitas penyampaian pesan-pesan kunci.
Pelatihan ini dilakukan oleh Wahana Visi yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika dan PT Freeport Indonesia (PTFI).
Kegiatan tersebut digelar di Hotel Swiss Beliin Timika, Kamis (30/1/2025) dibuka oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemda Mimika, Frans Kambu.
Pada kesempatan tersebut Frans Kambu mengatakan, soal penanganan stunting perlu dilakukan komunikasi terhadap perilaku membangun lingkungan pendukung baik secara individu secara positif.
Ini dilakukan agar program percepatan penurunan stunting dapat berjalan efektif dan efisien juga sesuai harapan.
"Pesan kunci stunting membutuhkan agen perubahan tenaga kesehatan, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan remaja harus terdepan," kata Frans.
Menurut Frans, dalam rangka mengatasi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi bahkan inklusi sosial harus dipastikan kelompok terpinggirkan, seperti masyarakat adat atau keluarga dengan kondisi ekonomi lemah.
"Masyarakat harus mendapatkan akses yang sama terhadap layanan kesehatan seperti gizi yang memadai," ungkapnya.
Menurutnya, upaya mengatasi ketidaksetaraan sosial ini sangat penting karena keluarga yang hidup dalam kemiskinan atau marginalisasi seringkali lebih rentan terhadap stunting.
"Jadi kebijakan dan program kesehatan, komunitas terpinggirkan dapat diberdayakan untuk berpartisipasi dalam upaya penurunan stunting," katanya.
Lanjut Frans, pemberdayaan ini mencakup pelatihan, penyuluhan, dan pemberian sumber daya relevan bagi seluruh anggota masyarakat.
"Untuk perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok-kelompok rentan lainnya juga perlu diberikan penyuluhan soal stunting,” jelas Frans.
Sementara Capacity Building & Partnering Specialist, Barnabas Jony Wae menjelaskan, pelatihan kali ini diikuti oleh 10 kampung dan 1 kelurahan di Mimika dan 4 kampung dan 1 Distrik dari Asmat.
Kegiatan ini dimulai dengan pengenalan materi Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) dengan artian, pendekatan pembangunan yang mengintegrasikan kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial.
Agen perubahan mendapatkan materi gendis dan advokasi, sehingga pada saat mereka terjun langsung ke lapangan mereka bisa melakukan dasar-dasar yang telah diajarkan saat latihan ini,” ujarnya.
Menurutnya, tak hanya mendapatkan materi agen perubahan kegiatan ini juga akan melakukan praktek langsung kepada masyarakat.
"Praktek dilakukan agar saat menjalankan tugas bukan hanya materi diterapkan namun pengalaman saat praktek bisa menjadi gambaran."
"Setelah pelatihan ini, mereka akan melakukan praktek sebagai gambaran mereka melakukan pekerjaan yang langsung menyentuh masyarakat, dan apa yang diharapakan dalam pembentukan agen ini bisa berjalan dengan baik,” tandasnya.
Sumber: https://papua.tribunnews.com/2025/01/30/cegah-stunting-agen-perubahan-lokal-mimika-dan-asmat-dapat-pelatihan-dari-wahana-visi