Melihat Sumba Barat Daya dari mata Rino Soedarjo
Keindahan wilayah Sumba mempesona setiap orang yang cukup beruntung untuk mendapat kesempatan menginjakkan kaki di pulau ini. Beberapa tahun terakhir, nama Sumba semakin dikenal di kalangan masyarakat domestik hingga global. Tetapi Sumba lebih dari sebuah tujuan wisata. Terlepas dari bentang alamnya yang indah dan keramahan warganya, hidup komunitas yang tidak cukup mujur untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti air yang bersih dan layak pakai.
Rino Soedarjo menjadi saksi dari kehidupan sejumlah kelompok masyarakat Sumba yang masih membutuhkan uluran tangan, khususnya di wilayah Sumba Barat Daya. Bergabung dengan organisasi kemanusiaan Wahana Visi Indonesia, Rino mewujudkan keinginan yang telah lama ia miliki untuk memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat yang membutuhkan melalui partisipasinya dalam kampanye WVI “Global 6K - Water for Sumba”.
Global 6K - Water for Sumba bermula dari kampanye WVI untuk membantu anak-anak dan masyarakat di daerah Sumba Barat Daya yang hingga kini masih sulit untuk mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Berbincang dengan Tatler Indonesia, Rino membagikan kisah dari kunjungannya di Sumba Barat Daya.
Bermain mobil kayu buatan tangan bersama anak-anak Sumba Barat Daya.
Anak-anak Sumba Barat Daya membuat mainan mobil-mobilan yang mereka miliki dengan tangan mereka sendiri.
Perjalanan Rino bersama WVI merupakan kali pertama ia menyambangi tanah Sumba. Kehadirannya di salah satu desa binaan WVI disambut oleh kebaikan anak-anak dan masyarakat sekitar yang dengan senang hati berbagi kisah mengenai kehidupannya. “They welcomed us with open arms,” sebut Rino, menceritakan pengalaman manis yang ia alami saat bermain mobil kayu buatan tangan bersama anak-anak di desa, sebuah momen yang mengingatkannya pada masa kecilnya.
Di balik kebahagiaan anak-anak dan masyarakat Sumba Barat Daya, ia menyaksikan sendiri berbagai keterbatasan yang harus mereka lalui sehari-hari, termasuk untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Desa yang dikunjungi Rino, seperti banyak desa lainnya di Sumba Barat Daya, berada jauh dari sumber mata air, sehingga mereka harus berjalan jauh untuk mendapatkan air dan bergantung pada air hujan yang ditampung dalam Penampungan Air Hujan (PAH). Pada musim kering, yaitu bulan April hingga November, air dalam PAH seringkali tidak mencukupi kebutuhan desa. Tidak hanya itu, lamanya musim kering juga sering memperburuk kondisi air dalam PAH. Air berwarna hijau yang mengeluarkan aroma tidak sedap menjadi pemandangan yang sudah lazim ditemukan, menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya pada kesehatan mereka yang mengonsumsinya.
Perbincangan dengan salah satu kepala keluarga di desa membuka mata akan kondisi sekitar.
Penampungan Air Hujan (PAH) menjadi andalan bagi warga, namun kondisinya yang buruk membawa ancaman penyakit.
Tentunya kondisi ini sangat disayangkan mengingat akses air bersih tidak hanya krusial untuk mandi dan minum, namun juga untuk menyokong mata pencaharian warga sekitar yang masih didominasi oleh petani. Air menjadi salah satu penentu dari kualitas hasil panen. Gagal panen pun seringkali dihadapi oleh para petani karena langkanya sumber mata air pada musim kemarau, sehingga menghambat penghasilan. “Bisa dibayangkan betapa besar kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi (di desa Sumba Barat Daya), namun dapat kita peroleh dengan mudah disini (kota-kota besar), jelas Rino.
Sebagai campaign ambassador Global 6K - Water for Sumba, Rino tidak hanya menyalurkan dukungannya melalui berkunjung langsung dan donasi. Turut memeriahkan acara Fun Run Global 6K - Water for Sumba, Rino melihat besarnya antusiasme warga Jakarta untuk mengikuti fun run demi kesejahteraan masyarakat Sumba Barat Daya. Saat ditanya mengenai ekspektasinya, Rino mengaku tidak menyangka 1500 pelari akan hadir di acara yang berlangsung pada Minggu, 21 Mei 2023 dari jam 6 pagi tersebut. Terutama karena para peserta tidak hanya mereka yang menyukai olahraga lari, namun juga keluarga dan anak-anak yang hadir dengan tujuan sederhana, menunjukkan solidaritas kepada masyarakat Sumba Barat Daya.
“Bangga bisa melihat begitu banyak orang betul-betul support (dalam acara fun run), ini menunjukkan bahwa ternyata masyarakat Jakarta memang peduli dengan mereka yang hidup di desa-desa kecil dan masih butuh dukungan air bersih,” katanya.
Rino Soedarjo bersama warga Sumba Barat Daya.
Tidak hanya untuk Sumba Barat Daya, banyak anak-anak di daerah terpencil Indonesia masih membutuhkan uluran tangan. Mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam kampanye-kampanye kebaikan, Rino kembali mengingatkan bagaimana masa depan bangsa berada di tangan anak-anak seluruh Indonesia. Meskipun tidak dapat hadir secara langsung, dukungan dapat diberikan melalui kampanye-kampanye sosial dan program yang ada.
“Seberapapun kecil yang dapat kita bantu, it will mean so much for them” pesan Rino, menutup percakapannya dengan Tatler Indonesia.