Si Ramah dan Si Moli, Perpustakaan Berjalan “Idola” Anak-anak di Jayapura

Kebupaten Jayapura kini memiliki dua perpustakaan berjalan yang unik dan penuh warna, yaitu Si Ramah dan Si Moli. Kedua bus ini tidak hanya membawa buku, tetapi juga harapan untuk meningkatkan minat baca anak-anak di wilayah tersebut.
Setiap kunjungannya, tim pendamping mengajarkan anak-anak membaca, menulis, dan berhitung dengan metode yang menyenangkan.
Kehadiran Si Ramah dan Si Moli tidak hanya sekadar membawa buku, tetapi juga menyediakan makanan bergizi seperti kacang hijau untuk mendukung kesehatan anak-anak.
Selain itu, mereka ditemani oleh boneka-boneka lucu seperti Si Kiko (monyet), Si Rama (anak laki-laki SD), Si Moli (anak perempuan SD), Si Bona (gajah), Si Zimba (sapi), dan Si Lulu (bebek).
Boneka-boneka ini menjadi media interaktif untuk mengajarkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, membuat proses belajar lebih menyenangkan dan mudah dipahami.
Tantangan Literasi di Tanah Papua
Masalah literasi di Papua masih menjadi tantangan. Data Wahana Visi Indonesia (WVI) tahun 2023 menunjukkan bahwa dari 2.119 murid kelas 3 di 171 SD di Jayapura, Biak, dan Jayawijaya, hanya 58% yang bisa membaca dengan pemahaman, sementara 12% masih pembaca pemula, dan 30% belum bisa membaca sama sekali.
Salah satu penyebab utama rendahnya literasi adalah akses pendidikan yang sulit akibat geografis Papua yang terpencil.
Banyak daerah terisolasi sehingga bantuan pendidikan, termasuk buku dan guru, sulit menjangkau mereka. Selain itu, angka putus sekolah yang tinggi turut memperparah kondisi ini.
Junus Simangunsong, Kepala BPMP Jayapura, mengungkapkan keprihatinannya terhadap masalah buta huruf di wilayahnya. "Saya sangat prihatin melihat anak-anak yang tidak sekolah. Sampai kapan akan seperti ini?" ujarnya kepada GNFI, Selasa (25/5/2025).