Stunting Dikebut Turun 14 Persen Tahun 2024, Yakin Tercapai? Ini Kata BKKBN
Pemerintah terus mengebut upaya percepatan penurunan stunting tahun 2024 yang ditargetkan sebesar 14 persen. Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,6 persen sebagaimana data survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022.
Percepatan penurunan stunting sebesar 14 persen, menurut Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sukaryo Teguh Santoso optimistis tercapai.
"Optimistis lah, yang penting kita ikhtiarnya maksimal," ucap Teguh saat ditemui Health Liputan6.com di Lumire Hotel & Convention Center, Jakarta pada Kamis, 14 Desember 2023.
Semangat Jadikan Anak Sehat dan Cerdas
Yang terpenting sekarang, lanjut Teguh, adalah bagaimana menjadikan anak-anak sehat dan cerdas. Semangat inilah yang mesti dipupuk demi generasi masa depan yang sehat.
Salah satunya, melalui program PASTI (Partnership To Accelerate Stunting Reduction In Indonesia) yang resmi diluncurkan hari ini.
Program PASTI merupakan sebuah program kemitraan antara USAID, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PT Bank Central Asia Tbk, dan Yayasan Bakti Barito untuk membantu Pemerintah, khususnya BKKBN untuk impelementasi percepatan penurunan stunting.
"Pertama komitmen Pemerintah, Presiden. Yang pasti kita semangat menjadikan bagaimana anak-anak generasi kita ke depan itu ya sehat, cerdas, dan kuat," lanjut Teguh.
Edukasi dan Intervensi Gizi
Pada program PASTI (Partnership To Accelerate Stunting Reduction In Indonesia), pemberian edukasi terkait penurunan stunting dan intervensi gizi anak dilakukan.
"Yang PASTI ini termasuk pemberian edukasi kepada masyarakat, kemudian bagaimana peningkatan kapasitas tim percepatan penurunan stunting, termasuk juga pembelajaran dan pemberian intervensi gizi spesifik," Sukaryo Teguh Santoso melanjutkan.
"Caranya, dengan memanfaatkan makanan yang berbasis kearifan lokal melalui dapur sehat dan itu sudah dilakukan dan kelihatannya diperluas di beberapa kabupaten/kota."
Kontribusi Program PASTI
Program kemitraan PASTI (Partnership To Accelerate Stunting Reduction In Indonesia) akan berkontribusi pada percepatan penurunan stunting. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto menyebut Program kemitraan PASTI (Partnership To Accelerate Stunting Reduction In Indonesia) akan berkontribusi pada percepatan penurunan stunting melalui beberapa hal utama.
Hal tersebut meliputi:
- Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan dan gizi berbasis masyarakat bagi keluarga berisiko stunting dengan upaya pemberdayaan masyarakat
- Meningkatkan praktik gizi di kalangan remaja dan pasangan calon pengantin
- Memperkuat kapasitas kelembagaan serta tata kelola kolaboratif di antara para pemangku kepentingan dalam implementasi konvergensi
Fokus di 4 Provinsi
"Implementasi Program PASTI ditahap awal difokuskan di 4 provinsi yaitu Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur," kata Tavip.
"Pada tahun 2026 menjelang akhir program, wilayah implementasi PASTI akan mencapai 16 kabupaten di 4 provinsi tersebut."
Akselerasi Percepatan Penurunan Stunting
Tujuan dilaksanakan Peluncuran Program PASTI (Partnership To Accelerate Stunting Reduction In Indonesia) pada tahun 2023, antara lain:
- Menandai secara resmi berjalannya program kemitraan antara BKKBN dengan USAID, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, PT Bank Central Asia Tbk, dan Yayasan Bakti Barito untuk mengakselerasi percepatan penurunan stunting di 4 provinsi yang diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia sebagai implementor utama dan Yayasan Cipta sebagai sub-implementor.
- Memperkenalkan program PASTI beserta para mitra kepada khalayak luas dengan melibatkan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dari area program PASTI, mitra pendanaan, dan media massa.
"Dengan adanya Peluncuran Program PASTI tahun 2023 ini, kami berharap dapat terwujudnya komitmen bersama serta peran nyata dalam upaya meningkatkan capaian Percepatan Penurunan Stunting demi Sumber Daya Manusia Unggul untuk Indonesia Maju," tutup Tavip Agus Rayanto.