Wahana Visi Indonesia Perkuat Kapasitas Masyarakat Hadapi Ancaman Bencana Alam
Organisasi kemanusiaan Wahana Visi Indonesia (WVI) menggelar kegiatan penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana alam.
Kegiatan dengan tema Learning and Capacity Bulding on Response and Anticipatory Action ini, dilaksanakan di Sahid T-More Hotel, selama 3 hari mulai Rabu 25 – Jumat 27 Januari 2023, dan dihadiri oleh BPBD Provinsi, BPBD Kab Kupang dan BPBD Alor, LSM, Forum PRB Kabupaten Kupang dan Provinsi NTT, Perwakilan GMIT, aparat Desa, kelompok organisasi disabilitas, dan pemerintah desa serta tokoh masyarakat.
Kegiatan Learning ini dibuka oleh Kepala BPBD Provinsi NTT Ambrosius Kodo. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa urusan bencana adalah urusan bersama, semua pihak dan pentahelix.
“Jadi tanggung jawab untuk itu ada pada semua kita, termasuk WVI dan mitra-mitranya,” kata Abrosius Kodo.
Sementara itu, Response Manager WVI, Berwadin Simbolon menegaskan bahwa proses response ini yang meliputi Distribusi NFI dan kegiatan Psikososial Support berjalan berkat dukungan semua mitra.
“Pada posisi ini peran mitra sangat strategis karena mereka lebih mengetahui konteks lokal dan kondisi lapangan serta kebutuhan real di lapangan. Karenanya semua mitra dilibatkan dalam learning ini agar dapat rekomendasi untuk penanganan bencana yang lebih komprehensif ke depannya,” ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi panel. Diskusi dimoderatori langsung oleh Lusty Budiman selaku Disaster Management Specialis WVI Zone NTT, dengan narasumber Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kupang Semi Tinenti dan Prakirawan Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Helny Yofin Mega Milla.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang Semi Tinenti pada kesempatan tersebut, menyampaikan sejumlah upaya yang dilakukan untuk penanganan bencana di wilayah Kabupaten Kupang.
Menurutnya, strategi tanggap darurat yang diterapkan dalam menangani bencana di Kabupaten Kupang, adalah menggunakan pola pendekatan cluster dan dukungan pentahelix.
“Dengan berbagai keterbatasan, konsep pentahelix menjadi sebuah kekuatan bagi BPBD Kabupaten Kupang, untuk bersama-sama memberikan yang terbaik dalam konteks tanggap darurat kepada warga terdampak bencana,” kata Semi Tinenti.
Ia berharap dengan sejumlah pengalaman penanganan bencana di Kabupaten Kupang, maka hal ini bisa menjadi referensi bagi masyarakat, untuk mengantisipasi bencana alam.
Semi Tinenti menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada WVI yang sudah turun langsung, dan membantu warga Kabupaten Kupang yang terdampak bencana.
“Saat bencana terjadi, kami terus berkomunikasi dengan WVI. Sehingga bantuan-bantuan yang diberikan selalu tepat sasaran. Ketika di wilayah A membutuhkan sesuatu, maka di situ WVI hadir,” ungkapnya.
“Kemarin WVI menyuplai air bersih ke beberapa tempat di Takari, Kemudian ada sumbangan Paket Shelter Kit dan Children Kit U2 dan U5. Apa yang dilakukan WVI punya nilai yang besar bagi masyarakat Kabupaten Kupang,” ucapnya.
Semi Tinenti berharap pola komunikasi yang sudah dibangun akan terus dijaga, guna kepentingan kolaborasi dan pencegahan bencana di Kabupaten Kupang.
“Kami sangat membutuhkan keterlibatan teman-teman WVI dalam seluruh tahapan proses penyelenggaraan bencana di Kabupaten Kupang,” tutupnya.
Prakirawan Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Helny Yofin Mega Milla menyampaikan berbagai upaya tindakan yang dilakukan oleh BMKG dalam memitigasi bencana.
Menurut Mega, informasi terkini terkait kondisi cuaca di NTT selalu disampaikan setiap hari oleh BMKG melalui media sosial, dan juga media massa serta menggandeng semua pihak, terutama kaum muda dan gereja dalam diseminasi informaai baik ini.
“Kami memohon bantuan pihak-pihak terkait baik dari gereja dan LSM untuk bisa menjadi perpanjang tangan guna menyampaikan informasi kepada masyarakat, terutama kaum disabilitas. Semoga ke depan kami bisa menjawab tuntutan masyarakat terutama kepada kaum disabilitas,” tandasnya.