Berada di kawasan Cincin Api Pasifik, menjadikan Indonesia sangat rawan akan bencana alam. Di tahun 2021, sekitar 2.029 bencana terjadi di Indonesia.
Sebagian besar bencana tersebut termasuk bencana alam dan penyakit darurat (COVID-19).
Oleh karena itu, fokus terhadap Pengurangan Risiko dan Tanggap Bencana menjadi salah satu intervensi utama Wahana Visi Indonesia. Beberapa inovasi yang sudah dilakukan oleh WVI terkait Pengurangan Risiko dan Tanggap Bencana:
1. Bantuan Nontunai/Cash Voucher Programming
Selama respons, bantuan nontunai telah disalurkan untuk 18 wilayah. Hingga September 2020, jumlah penerima manfaat dari keseluruhan kegiatan CVP adalah 21.777 keluarga dengan total dana yang telah dicairkan lebih dari Rp13 miliar.
2. Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK)
Selama tahun anggaran 2020, Wahana Visi Indonesia telah menjangkau lebih dari 16.234 orang dan memfasilitasi penyusunan Rencana Kesiapsiagaan Bencana di 56 kecamatan. Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) membantu mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas kelompok rentan dan masyarakat untuk mengatasi, mencegah, atau meminimalkan kerugian dan kerusakan jiwa, harta benda, dan lingkungan, mengurangi penderitaan manusia, dan mempercepat pemulihan akibat bencana.
3. Supporting Disaster Preparedness of Government and Communities (SINERGI)
Melalui Proyek SINERGI, WVI melakukan pelatihan dukungan psikososial terhadap 1.375 pemuka agama dalam respons pandemi COVID-19, memperkenalkan konsep Preventing Sexual Exploitation and Abuse (PSEA) terutama dalam situasi darurat bencana, mengenalkan masyarakat akan pentingnya asuransi mikro dalam kebencanaan - Adaptive Social Protection.
4. Satuan Pendidkan Aman Bencana (SPAB)
Untuk mendukung kebutuhan perlindungan anak dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam bencana, WVI telah melakukan beberapa inovasi dengan mengintegrasikan sektor-sektor terkait sejalan dengan pelaksanaan 3 Pilar SPAB dalam proyek SINERGI, respons gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, gempa bumi Lombok, dan gempa bumi di Maluku.
5. Farmer Managed Natural Regeneration (FMNR/Petani Mengelola Regenerasi Alam)
Sejak tahun 2015-2020, dalam upaya mengurangi kerentanan masyarakat di wilayah Sumba Timur dalam mengelola dampak perubahan iklim, WVI telah mensinergikan pendekatan FMNR (Farmer Managed Natural Regeneration) melalui IRED (Indonesian Rural Economic Development) Project dengan sektor Livelihood serta Child Wellbeing. Hingga saat ini, FMNR sudah merestorasi 5.060,6 hektare lahan di Sumba Timur. Sebanyak 1.955 orang memiliki kapasitas untuk mengelola lingkungan dan 21 kelompok tani telah didampingi dalam menerapkan Good Agricultural Practice.
6. LMMS: Inovasi Untuk Bantuan Kemanusiaan WVI menggunakan LMMS (Last Mile Mobile Solution) sebagai solusi untuk memperkuat efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dalam penyampaian layanan kemanusiaan. LMMS terbukti mampu meningkatkan pengumpulan data penerima, membantu manajemen penerima CVP yang lebih baik, dan menjadikan distribusi bantuan yang lebih cepat dan adil, serta memberikan fungsionalitas pelaporan yang cepat kepada staf WVI.
7. Sekolah yang Aman
Tujuan dari keselamatan sekolah yang komprehensif adalah untuk melindungi peserta didik dan pekerja pendidikan dari kematian, cedera, kekerasan, dan bahaya di sekolah, merencanakan keberlangsungan pendidikan dan perlindungan, dan membatasi gangguan terhadap pembelajaran dalam menghadapi goncangan, tekanan, bahaya, dan segala jenis ancaman; untuk melindungi investasi sektor pendidikan; memperkuat budaya pengurangan risiko dan ketangguhan melalui pendidikan; memperkuat ketangguhan sistem pendidikan, melalui perencanaan partisipatif, perencanaan berbasis risiko, dan pengembangan kapasitas.
Implementasi sekolah aman bergantung pada tiga pilar: Lingkungan belajar yang aman, keamanan sekolah, manajemen keberlanjutan pembelajaran, pengurangan risiko, dan pendidikan ketahanan.
Mari, bergerak beriringan bersama kami demi menciptakan masyarakat yang lebih waspada akan potensi bencana. Dukungan Anda akan berkontribusi untuk meningkatkan resiliensi masyarakat dalam menghadapi bencana.
Informasi lebih lanjut:
Yohana Benu (Head of Grant & Contract Acquisition Management)
Email: [email protected]