Bangkitnya Industri Kecil Menengah di Lombok Timur
Industri kecil dan menengah (IKM) diklaim memiliki kontribusi besar bagi pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional masyarakat. Gempa di Lombok dua tahun lalu mengakibatkan banyak usaha IKM mengalami keterpurukan ekonomi, mulai dari pasar yang tidak berjalan, banyaknya kerusakan yang dialami terutama alat produksi serta tidak adanya modal untuk menjalankan usaha.
Ertina (36), salah satu ketua kelompok IKM di Desa Sembalun Lawang, merasakan dampak dari gempa Lombok terhadap usaha yang dibangunnya. Sebelumnya usaha yang dijalankan dengan teman-teman kelompoknya tersebut terbilang sangat aktif untuk menghasilkan beberapa produk unggulan seperti keripik kentang dan buncis.
“Kami sudah membentuk usaha kami dari sebelum gempa. Kami mengelola usaha kami dengan modal bersama dimulai dari nol sampai akhirnya kami bisa berkembang. Tapi setelah terjadinya gempa, usaha kami terhenti karena alat-alat kami rusak tertimpa reruntuhan dan tidak ada modal juga untuk menjalankan usaha,” kata Ertina.
Tidak mau terus menerus terpuruk, pada Januari 2020 Ertina mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan Wahana Visi Indonesia (WVI) yang didukung oleh UNDP Petra untuk membantu pemulihan ekonomi masyarakat Kecamatan Sembalun. Pelatihan ini diadakan terutama untuk usaha-usaha yang telah terbentuk di kalangan masyarakat seperti IKM.
Setelah mengikuti pelatihan, Ertina terdorong untuk membentuk kembali kelompok usaha dan mengajak para ibu yang tidak memiliki pekerjaan untuk ikut serta. Akhirnya, dengan keinginan dan rasa optimis, telah terbentuk 10 orang anggota baru dan telah mendapatkan pendampingan dari WVI.
“Kami sangat senang sekali dan bersyukur dengan kedatangan Wahana Visi Indonesia untuk membantu usaha kami dari nol. Kami juga didorong untuk kembali bangkit lagi dengan berbagai penguatan dari pelatihan dan bantuan alat. Jika kami tidak ada bantuan seperti ini, pastinya kami hanya memiliki keinginan untuk bangkit dan tidak mampu berjalan kembali membangun usaha,” tambahnya.
Menurut Ertina, saat ini IKM yang telah diberi nama Telaga Indah ini sudah mulai memproduksi olahan buncis hampir 20 kg dan dapat habis dalam 3 hari. Ertina dan timnya sudah mulai kembali untuk memasarkan produknya ke warung sekitar sebagai awal mereka mengembangkan usaha kembali. Tak hanya dipasarkan saja, IKM Telaga Indah sudah mulai menerima pesanan dari konsumen lain.
“Harapan saya untuk IKM yang lain agar dapat kembali bangkit juga. Jangan karena gempa dan Covid-19 menjadikan kita untuk tidak menjalankan usaha-usaha kita. Mulai untuk mencari upaya bagaimana meingkatkan perekonomian kita sebagai kelompok IKM, baik kelompok yang baru memulai dan sudah ada sebelumnya,” pungkas Ertina.
Ditulis oleh: Siluh Puspita, Staf Respons Tanggap Bencana Gempa Lombok Wahana Visi Indonesia