Berhasil Menjadi Dosen karena Harapan untuk Terus Sekolah
“Semangat untuk ‘tidak boleh putus sekolah’ itu yang WVI tanamkan sejak kecil. Dan itu sangat menginspirasi saya juga teman-teman,” ujar Bapak Salfius. Saat ini, Pak Salfius berkarya sebagai dosen fakultas hukum dan peneliti di salah satu universitas di Pontianak. Dulunya ia adalah mantan wakil anak WVI untuk area Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Bagi Pak Salfius, pendampingan dari WVI saat ia masih anak-anak menjadi momen yang sangat berkesan. Pendampingan tersebut lebih berarti daripada berbagai bantuan yang diberikan, lebih nyata daripada program yang diimplementasikan. “Sebagai seorang anak, kami merasa dirangkul. Di saat kami kehilangan motivasi, kami selalu dibimbing oleh staf WVI yang sudah seperti orang tua kedua kami,” ceritanya.
Pendampingan ini juga yang memotivasi dan menjadi harapan bagi Pak Salfius untuk terus mengejar ilmu hingga setinggi-tingginya. Hal ini juga yang membuat Pak Salfius bercita-cita menjadi dosen. Selain karena baginya pendidikan bisa menjembatani cita-cita, Pak Salfius juga merasa profesi sebagai dosen dapat menjadi saluran berbagi inspirasi. “Tujuan saya dan anak-anak yang dulu didampingi WVI itu adalah mengejar mimpi. Sekarang mimpi itu sudah tercapai dan siap untuk dibagikan kepada orang lain sehingga betul-betul memberi manfaat seperti WVI memberi manfaat pada kami,” tuturnya.
Pak Salfius mulai disponsori sejak akhir kelas 4 SD hingga 2 SMP. Ia masih mengingat bagaimana Salfius kecil sangat senang mengikuti kegiatan anak yang diselenggarakan WVI. Tahun 1991, kantor operasional WVI area Sanggau mengadakan kegiatan bersama seluruh anak-anak dampingan yang berada di Kalimantan Barat. “Saya masih ingat, saat kami berkumpul dalam satu kegiatan yang bermakna dan menyenangkan bagi anak-anak, bentuknya rekreasi. Saat itu rekreasi kan sesuatu yang mahal ya. Kami sangat senang bisa bertemu dengan banyak teman dari daerah-daerah lain,” ujarnya.
Selain mengikuti kegiatan-kegiatan anak, Pak Salfius juga sempat menerima berbagai bantuan pendidikan dan kesehatan. Sebagai seorang anak, ia sangat senang ketika bisa bersekolah dengan seragam, sepatu, buku, tas, dan alat tulis yang baru. Ia mengibaratkan hadiah-hadiah itu seperti durian runtuh. Artinya, seperti mendapat keberuntungan atau sesuatu yang sangat baik. “Sekarang saya bisa mengerti, kalau itu semua menjadi salah satu penyemangat untuk saya terus sekolah,” kata Pak Salfius, mengenang masa kecilnya bersama WVI.
Berkiprah sebagai dosen, Pak Salfius pun berharap agar setiap anak di Kalimantan Barat dan juga di Indonesia dapat mengenyam pendidikan sebaik-baiknya, setinggi-tingginya. Ia sangat bersyukur dapat menjadi salah satu anak yang merasakan pendampingan dan menerima banyak inspirasi dari WVI. Sekarang, Pak Salfius dengan senang hati mengemban tugas untuk mentransfer harapan pada anak-anak lainnya. “Tetap semangat sekolah. Cita-cita itu akan bisa tercapai kalau ada dorongan yang kuat,” pesannya.
Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive)