Calon Pemimpin dari Nias Selatan
“Kita mengaktifkan kembali Forum Anak Desa ini dengan dasar, kita punya pemahaman bahwa anak juga harus diperhatikan. Hak-hak anak harus dipenuhi, anak harus memilki kegiatan yang positif. Kita ingin yang berkegiatan itu bukan hanya orang dewasa saja, kita ingin mempersiapkan anak-anak sejak dini. Karena merekalah generasi penerus,” ujar Safran, salah satu Kepala Desa yang ada di Kabupaten Nias Selatan.
Salah satu desa dampingan WVI di Nias Selatan ini sekarang telah mengaktifkan kembali Forum Anak Desa yang sempat mati suri. Pemerintah desa sadar akan pentingnya partisipasi organisasi anak dalam pengembangan desa. Bukan hanya sebagai penggerak kegiatan-kegiatan yang berpihak pada anak, tapi juga sebagai para calon pemimpin. “Saya yakin kita tidak selamanya berada pada umur begini. Pasti ada regenerasi dan merekalah yang akan menggantikan posisi kita ini. Sehingga kita ajari dan kita bentuk mereka dari sekarang baik itu psikologis, mental, dan pengetahuan. Harapannya ketika mereka sudah matang maka mereka siap menjadi pemimpin,” lanjut Safran.
Erwina (berdiri, tengah) sedang memimpin pertemuan rutin Forum Anak Desa.
Belajar berorganisasi menjadi salah satu kegiatan menantang bagi anggota dan pengurus Forum Anak Desa. Namun, dengan semangat ingin mencoba melakukan hal baru, Forum Anak Desa ini berhasil membuat pemetaan permasalahan anak-anak di desanya sekaligus menyusun rencana kegiatan selama satu tahun.
Berdasarkan hasil penggalian masalah, Forum Anak Desa menemukan banyak isu perlindungan anak yang masih terjadi. Contohnya, perkawinan usia anak, kekerasan terhadap anak, bahkan pekerja usia anak. Dengan melakukan proses ini, anak-anak pun jadi bisa menilai bahwa hal-hal tersebut seharusnya tidak dialami oleh mereka. Sebaliknya, seharusnya anak bisa tinggal di lingkungan yang aman, mendukung potensi serta memberi ruang kreasi pada anak.
“Menurut saya Forum Anak di desa dibentuk sebagai perhatian pemerintah desa untuk anak-anak di desa ini. Bagaimana agar setiap anak itu dijangkau, diperhatikan sehingga dibentuk dia menjadi satu organisasi. Sehingga tercipta kegiatan-kegiatan positif yang berbasis anak-anak,” ujar Lisdarlina, remaja perempuan yang saat ini menjabat sebagai Ketua Forum Anak Desa.
Sebagai perempuan yang memimpin satu organisasi, Lisdarlina sendiri sempat merasa khawatir. “Pertama saya gugup, takut karena saya adalah ketua tentunya saya ragu, entah bisa saya memimpin teman-teman. Tapi saya juga ingin belajar menjadi seorang pemimpin, ya memang itu menjadi cita-cita saya. Untuk itu ketika diberi kesempatan, maka saya bertekad untuk belajar memimpin Forum Anak Desa ini,” tuturnya.
Lisdarlina ternyata tidak sendiri, ia juga ditemani oleh remaja perempuan lainnya yang berperan sebagai wakil ketua Forum Anak Desa. “Sebelum ada Forum Anak di desa, sehari-hari sepulang sekolah saya banyak berkegiatan di rumah. Bantu orang tua di kebun atau membersihkan rumah dan masak. Sebenarnya bosan juga karena tidak ada interaksi atau komunikasi dengan orang lain, tidak ada kegiatan juga,” cerita Erwina.
“Namun sejak ikut Forum Anak, saya mulai paham kalau komunikasi dengan teman-teman sebaya itu juga perlu. Saya bisa punya keberanian untuk tampil di depan. Saya beradaptasi sehingga saya mulai berani. Saya juga dapat pengetahuan dan pengalaman baru selain di sekolah,” lanjut remaja perempuan yang saat ini menempuh pendidikan di kelas XI.
Forum Anak menjadi wadah yang sangat krusial dalam memperjuangkan pemenuhan hak-hak anak di tingkat desa, kecamatan, bahkan kabupaten. Anak-anak jauh lebih mengerti permasalahan yang mereka hadapi, dan dengan pengembangan kapasitas yang berkualitas, anak-anak ini dapat menyuarakan serta mencari solusi dari isu-isu yang dihadapi anak-anak di sekitarnya. Forum Anak pun menjadi wadah yang mencetak anak-anak yang siap menjadi pemimpin-pemimpin muda.
“Adanya Forum Anak ini secara tidak langsung sudah mendukung program pemerintah desa, misalnya karena kita tidak hanya membangun jalan, rumah, listrik, tapi ini adalah membangun sumber daya manusianya, pribadi generasi penerusnya. Fokus kita adalah ingin menyiapkan calon-calon pemimpin ke depan,” pungkas Safran. Ke depannya, WVI bekerja sama dengan pemerintah desa akan terus mengkapasitasi anggota dan pengurus Forum Anak Desa agar bisa melaksanakan rencana kegiatan dengan baik. Selain itu, Forum Anak pun diharapkan bisa menjadi solusi bagi isu-isu perlindungan anak yang terjadi di desa.
Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive)
Kontributor: Tim kantor operasional WVI area Nias Selatan