Cerita Relawan: Belajar Memahami dari Kegiatan Relawan
Maria Nona Julvin, biasa disapa Jem (21), adalah seorang mahasiswa Program Studi Psikologi di Universitas Nusa Nipa Indonesia, Maumere. Perempuan asal Maumere ini tidak bisa tinggal diam saat mengetahui lowongan relawan untuk membantu anak-anak terdampak siklon tropis Seroja dibuka oleh WVI. Kegiatan singkat yang dilakukannya bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) ternyata memberikan pelajaran berharga baginya.
Ini adalah kegiatan relawan pertama bagi Jem. Rasa prihatin akan kondisi anak-anak menjadi alasan utama mengapa Jem mau bersusah payah berangkat dari Maumere menuju Pulau Adonara bersama kesebelas relawan lainnya. Pendampingan anak di Ruang Sahabat Anak (RSA) menjadi tujuannya.
“Saya sebagai mahasiswa psikologi merasa terpanggil untuk setidaknya bisa menghibur dan mengurangi kesedihan mereka dengan kegiatan dukungan psikososial ini,” jelas Jem.
Jem menemukan berbagai pengalaman yang menyentuh hatinya. Misalnya saja saat ia bertemu dengan seorang anak yang bercerita tentang keluarganya yang bercerai dan menikah dengan pasangan berbeda hingga harus meninggalkan anak-anaknya.
“Saat itu dia bercerita sambil tertawa. Betapa kejadian itu sangat menggugah hati saya karena dalam kondisi seperti itu yang normalnya orang merasa sedih dan menangis ia malah tersenyum dan tertawa,” cerita mahasiswi semester enam ini.
Tak hanya memberikan dukungan psikososial, Jem juga melakukan aktivitas mengajar dan membuat kerajinan tangan bersama anak-anak. Jem mengaku banyak belajar dari pengenalannya akan sifat anak-anak di RSA.
Jem menambahkan, kegiatan relawan bersama WVI juga memberikan refleksi tersendiri baginya.
“Intinya adalah bagaimana kita menghargai apa yang kita punya dan bagaimana kita menjaga itu semua, karena ketika kita kehilangan apa pun yang kita miliki kadang kita akan larut dalam kesedihan dan ketidakikhlasan. Hari ini kita boleh senang karena memiliki semuanya, tetapi belum tentu besok dan nanti semua akan terus menjadi milik kita,” pungkasnya.
Jem berharap anak-anak di Adonara bisa tumbuh menjadi orang-orang yang berjiwa besar, peduli sesama dan mampu menjalani kehidupan meskipun mereka pernah mengalami kehilangan.
Ditulis ulang berdasarkan pengalaman relawan oleh: Putri ianne Barus, Communications Officer Wahana Visi Indonesia