Cerita Staf: Demi Anak, Kami Bermitra dan Melakukan Advokasi
Bagi saya, berkunjung melakukan pemantauan ke wilayah Area Program Wahana Visi Indonesia (WVI) bukanlah sekadar aktivitas biasa. Saya selalu ingin memberi nilai lebih bagi tim WVI, masyarakat dampingan dan pemerintah sebagai mitra WVI. Saya tahu, pembicaraan sederhana dengan mereka bisa menghasilkan banyak karya bagi anak dan negeri.
Senin, 29 Maret 2021, saya melakukan kunjungan ke Area Program Bengkayang. Hari itu adalah waktu di mana kami akan membagikan banyak ilmu dan informasi terkait perlindungan anak bagi anak, mitra dan pemerintah. Banyak hal yang berubah, bahkan ada jadwal yang dibatalkan. Namun, semua itu tetap memberikan keindahan.
Pertemuan pertama kami adalah dengan para anak pengurus forum anak desa, forum anak kecamatan hingga kabupaten. Pembicaraan kami sekilas terlihat sepele, hanya terkait motivasi bagi anak usia SMP dan SMA. Namun, mereka tetap mendengarkan paparan kami. Itu memberikan harapan dan semangat baru bagi kami dalam menjalankan pekerjaan di WVI.
Siangnya, kami bertemu dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kami mengulas banyak kasus kekerasan anak yang terjadi di Bengkayang. Pembicaraan kami terarah, hingga berujung pada kesepakatan membawa isu kekerasan anak pada Komisi 3 DPRD Bengkayang.
Siang itu tak hanya staf WVI yang melakukan audiensi kepada Komisi 3. Para perwakilan masyarakat (kelompok PATMB desa), serta organisasi Perlindungan dan Pendampingan Anak Titian Kasih (PPA Tika) juga hadir menjadi saksi pembicaraan kami dengan tim Komisi 3.
Suara kami didengar. Tak hanya itu, ada janji yang disampaikan wakil rakyat itu pada kami. Kami akan dibantu untuk menyebarkan ajakan penghentian kekerasan terhadap anak hingga ke Bupati. Harapan kami, kasus kekerasan terhadap anak bisa hilang dari Kabupaten Bengkayang.
"DPRD akan mengeluarkan beberapa rekomendasi sehubungan dengan diskusi hari ini bersama pemda. Kami ingin poin-poin hari ini menjadi bagian penting rekomendasi kami dengan pemda. Kami DPRD tidak bisa memiliki program, tapi kami bisa mendesak pemda mewujudkannya, misalnya dari anggaran dan lain lain,” ujar Martinus Khiu, Ketua Komisi 3 Sosial Budaya.
Mendengar itu semangat kami kembali membara. Harapan kami untuk Kabupaten Bengkayang yang lebih baik rasanya semakin nyata.
Saya bersyukur, kemitraan kami dengan organisasi dan pemerintah memberikan angin segar bagi regulasi perlindungan anak di wilayah pelayanan WVI. Meski tidak secepat membalikkan telapak tangan, tapi kami percaya, kasus kekerasan anak akan sirna perlahan.
Ditulis oleh: Portunatas Tamba, General Manager Zone Kalbar Wahana Visi Indonesia