Dewangkara, Anti Mager dan Aktif jadi Advokat Hijau
Menjaga lingkungan seperti memperpanjang nafas kehidupan. Jalan panjang itu yang coba ditempuh oleh Dewangkara, siswa kelas tiga SD di Surabaya yang juga merupakan wakil anak Wahana Visi Indonesia.
Wajahnya masih belia, namun tangannya begitu cekatan ketika melihat dirinya mengolah berbagai tanaman untuk ditanam di sekitar rumahnya. Wajahnya berseri dan memancarkan semangat yang terbungkus dalam bingkai kecintaan pada lingkungan hidup.
Gelar Pangeran Lingkungan cilik pun layak disematkan pada Dewangkara. Di usianya yang masih 10 tahun, Dewangkara menjadi finalis pada ajang Pangeran Lingkungan yang diadakan oleh organisasi nirlaba, Tunas Hijau. Pangeran Lingkungan merupakan kegiatan yang dirancang untuk generasi muda yang siap turun andil dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar. Selain juga menjadi duta yang menularkan kebaikan kepada teman-teman di sekitar rumah, sekolah, dan masyarakat luas.
“Tugas menjadi Pangeran Lingkungan adalah selalu konsisten menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Misalnya dengan memilah sampah dari rumah, hemat energi listrik maupun air, dan melakukan penghijauan di mana saja kaki berpijak,” kata Dewangkara.
Perjalanan Dewangkara menjadi finalis Pangeran Lingkungan bermula pada kebiasaan ibunya yang rajin mengajaknya menanam dan berkebun di halaman rumah. Sejak saat itu, Dewangkara mulai ketagihan untuk menanam. Hal ini sejalan dengan proyek yang diambil oleh Dewangkara pada subtema Pangeran Lingkungan 2023, yakni Budidaya Melati Jepang. Selain aktif pada bidang budidaya sesuai tema yang ia ambil, Dewangkara juga aktif pada kegiatan pelestarian lingkungan lainnya.
“Yang penting kita harus konsisten, nggak boleh mager. Tiap minggu ikut kegiatan bersih pantai yang dilakukan bersama petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya dan kawan-kawan Tunas Hijau,” ungkapnya.
Selama menjadi Pangeran Lingkungan, Dewangkara banyak belajar ilmu baru seperti pengolahan sampah organik maupun nonorganik dan pengolahan sampah menjadi energi listrik. Ia juga memperoleh wawasan mengenai kaitan antara pelestarian lingkungan dan dampak jika lingkunan tidak terjaga.
Dewangkara menceritakan bahwa sepak terjang dan konsistensinya dalam isu lingkungan sangat dipengaruhi oleh kegiatan Spiritual Nurture Children (SNC). SNC merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh WVI yang beroperasi di daerah Simokerto. Pada salah satu pertemuan SNC yang diikutinya, terdapat materi tentang ‘Konsep Diri’. Materi ini menitikberatkan bahwa setiap anak harus memiliki keyakinan dan sikap tentang dirinya sendiri, percaya diri, dan konsistensi untuk mencapai masa depan yang tertata. Hal ini membuat Dewangkara paham bahwa jika ia bisa konsisten dan percaya dengan apa yang dilakukan, maka akan berbanding lurus dengan apa yang ia dapat di kemudian hari.
Dewangkara tak lupa memberikan pesan bagi kita para generasi muda agar terus menularkan kebiasaan baik menjaga kelestarian lingkungan, konsisten melakukan hal baik demi masa depan supaya bumi terus lestari. “Salam bumi pasti lestari, Pangeran-Putri Lingkungan Hidup 2023 harus bisa produktif, peduli, dan anti rebahan,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Nur Rouf (tim kantor operasional WVI untuk area Simokerto)
Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive)