Donasi yang Berarti untuk Gereja-gereja di Papua

Donasi yang Berarti untuk Gereja-gereja di Papua

Pelayanan anak diakui sebagai salah satu layanan penting di Gereja. Iman adalah kebutuhan mendasar bagi setiap anak, membentuk pemahaman mereka tentang hidup takut akan Tuhan selama masa pertumbuhan mereka. Pertumbuhan rohani merupakan bagian integral dari kesejahteraan anak dan Gereja berfungsi sebagai komunitas penting yang membina anak-anak selain keluarga. 

Namun, Gereja yang berada di desa-desa terjauh di Indonesia menghadapi tantangan mendesak terkait sarana atau fasilitas yang diperlukan untuk mendukung pelayanan anak, terutama Sekolah Minggu. Gereja-gereja ini beroperasi dengan anggaran terbatas sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan sarana atau fasilitas tersebut. Para guru-guru Sekolah Minggu merasa kekurangan sarana seperti kursi, atau peralatan musik hingga proyektor sangat memengaruhi kelancaran pelayanan anak. Tersedianya sarana atau fasilitas ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar dan pengalaman rohani yang bermakna bagi anak-anak. 

Melalui dukungan para donor dan sponsor Wahana Visi Indonesia, kebutuhan sarana atau fasilitas di beberapa Gereja di Biak, Papua dapat terpenuhi. Dukungan kolektif ini sangat bermanfaat bagi anak-anak yang selama ini telah semangat hadir di Sekolah Minggu. 

Setelah tim WVI di Biak melakukan distribusi, anak-anak bisa duduk dengan nyaman ketika mengikuti ibadah Sekolah Minggu. Gitar dan ukulele mendorong anak-anak untuk bernyanyi dengan ceria, meningkatkan antusiasme mereka dalam beribadah, dan mengembangkan bakat musik mereka bersama kelompok musik Gereja. Proyektor dapat memfasilitasi penayangan video saat ibadah, membuat suasana jadi lebih interaktif. Setelah memiliki printer, guru-guru Sekolah Minggu dapat mempersiapkan materi yang lebih menarik dan menyenangkan untuk anak-anak. Donor dan sponsor pun menyalurkan pengeras suara yang membuat ibadah Sekolah Minggu jadi lebih kondusif.  

“Fasilitas yang diberikan mendukung kenyamanan dan kebersamaan anak-anak. Anak-anak jadi lebih termotivasi untuk ke Sekolah Minggu. Kami, guru Sekolah Minggu, sangat terbantu,” tutur Imelda (31 tahun). “Dulu anak-anak duduk melantai. Setelah adanya kursi dan ukulele yang memadai, anak-anak jadi lebih bersemangat untuk datang ke Sekolah Minggu dan bernyanyi. Ke depannya, semangat anak-anak akan diteruskan dengan latihan ukulele bersama," hal senada disampaikan Mama Lis (56 tahun), yang juga seorang pelayan ibadah anak di Gereja.  

Anak-anak merasakan sukacita karena bisa duduk nyaman bersama-sama. Ibadah terasa lebih meriah karena diiringi gitar dan ukulele. Bahkan dengan jumlah ukulele yang memadai, anak-anak bisa mencoba belajar bermain musik. Nyanyian anak-anak jadi terdengar lebih indah dan merdu ketika diiringi alat musik. 

Donasi ini telah memberikan dampak positif dan sangat berarti bagi anak-anak dan guru Sekolah Minggu. Gereja-gereja merasa berkat ini dapat menjadi alat untuk meningkatkan partisipasi anak, serta menjadi langkah awal bagi Gereja dalam mewujudkan lingkungan yang ramah anak. 

 

Penulis: Tim Kantor Operasional WVI di Biak, Papua 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive) 


Artikel Terkait