Dulu Biasa, Sekarang Luar Biasa
Tahukah kamu kalau tidak semua daerah di Indonesia bisa dengan mudah mengakses sayur-mayur? Banyak juga daerah yang sama sekali belum terjangkau layanan belanja sayur secara daring. Jangankan diantar sampai depan pintu rumah dalam waktu kurang dari satu jam, seminggu sekali pun tak ada penjual sayur yang datang. Inilah yang dialami oleh Yosefa Maria Repena (25) yang tinggal di salah satu desa di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.
Yosefa Maria adalah seorang ibu yang memiliki anak balita. Di tempat Yosefa Maria tinggal, untuk mendapatkan sayur, masyarakat desa harus menunggu penjual sayur datang dari kota seminggu sekali atau bahkan tidak sama sekali. Karena sulit mendapat sayur-mayur Yosefa Maria pun memiliki keterbatasan untuk membuat menu makanan bergizi seimbang bagi anaknya. “Membuat makan untuk anak dengan bahan seadanya saja. Yang penting anak saya bisa makan dan kenyang,” ujarnya.
Namun, Yosefa Maria dan masyarakat di desanya tidak ingin lagi bergantung pada penjual sayur dari kota. Tanpa menunggu lama, Yosefa Maria dan beberapa ibu lainnya bergerak cepat untuk membuat kebun gizi hidroponik di rumah masing-masing. Kebun gizi ini pun menjadi sumber pangan yang bisa memenuhi kebutuhan gizi makanan anak Yosefa Maria. “Kegiatan membuat kebun gizi hidroponik ini ternyata sangat baik dan bermanfaat bagi saya dan keluarga. Terutama untuk anak saya karena bisa mendapatkan gizi yang baik dari sayur-sayuran yang ditanam,”.
Setelah merasakan manfaat dari kebun gizi hidroponik, Yosefa Maria pun mulai memahami dan melakukan pola asuh yang baik bagi anaknya. Ia mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pola asuh orang tua di masa keemasan perkembangan anak. Selain itu, kini Yosefa Maria juga aktif terlibat dalam pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang menggunakan bahan hasil kebun gizi sendiri. “Ini baru dua tahun saya mengikuti berbagai pelatihan yang difasilitasi oleh Wahana Visi Indonesia. Kalau lebih lama lagi, nanti saya bisa banyak dapat ilmu dan pengalaman. Tapi jangan sampai saya ga bisa gerak ya karena keberatan ilmu,” candanya. “Yang paling saya rasakan berubah itu, saya merasa dulu saya biasa-biasa saja, tapi sekarang ternyata bisa jadi luar biasa. Banyak pola pikir dan perilaku saya yang berubah,”.
Usaha Yosefa Maria dan ibu-ibu lainnya dalam membuat kebun gizi tidaklah sia-sia. Ketersediaan sayur-mayur yang tidak menentu bukan lagi masalah. Sekarang mereka bisa menikmati hasil kebun gizi hidroponik kapan saja. Sayurnya segar, tidak perlu menunggu lama, dan anak-anak pun bisa menikmati makanan sehat setiap hari.
Penulis : Stanny Salindeho (Koordinator Area Program Melawi dan Sintang)
Penyunting : Mariana Kurniawati (Communication Executive)