Hunian Sederhana untuk Asniwati
#LombokBangkitKembali – Asniwati (40) adalah seorang janda yang merupakan salah satu dari ratusan orang penerima manfaat hunian sementara di Kabupaten Lombok Utara. Asniwati menghabiskan hari-harinya sebagai seorang pembuat sapu lidi. Ini terus dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Proses pembuatan sapu lidi mulai dari mengumpulkan daun kelapa hingga menjadi sebuah sapu lidi memakan waktu selama 3 hari. Dalam waktu 3 hari Asniwati hanya mampu membuat 10 ikat sapu lidi. Sapu lidi tersebut bahkan hanya dihargai Rp1.000/ikat oleh pengepul.
“Seperti ini sudah kerjaan kami di sini, membuat sapu lidi. Seharian ke kebun mencari daun kelapa dan itu hanya dapat untuk sepuluh ikat saja. Kadang kalau jarang (mendapatkan) daun kelapa, kami hanya mendapat lima ikat saja. Dijual ke pengepul harganya cuma Rp1.000,’’ tutur ibu dua orang anak ini.
Saat ini Asniwati tinggal di huntara tersebut bersama Basri (ayahnya) dan juga seorang putrinya yang saat ini masih duduk di kelas tiga sekolah dasar. Ia sangat bersyukur mendapatkan huntara ini karena sebelumnya huntaranya terbuat dari bedek (rumah dari anyaman bambu) dengan atap daun kelapa dan berlantaikan tanah yang sangat tidak layak huni.
“Syukur Wahana Visi Indonesia memberi rumah, kalau tidak ada rumah ini mungkin musim hujan seperti sekarang ini saya kedinginan, rumah bocor. Tapi berkat Wahana Visi sekarang saya tinggal di rumah yang layak, tidak kedinginan lagi, tidak ada bocor. Alhamdulillah,” ujarnya bahagia.
Huntara yang diterima Asniwati merupakan hasil kolaborasi antara Wahana Visi Indonesia (WVI) bersama dengan Deutchland Aktion Hilft (ADH) untuk pembangunan 426 huntara di 15 belas dusun di Desa Sokong Betumping, Kabupaten Lombok Utara.
Ditulis oleh: Zara Fitria, Accountability Officer Lombok Earthquake Emergency Response Wahana Visi Indonesia