Joshua dan Guru Ketiga yang Mengubah Hidupnya

Joshua dan Guru Ketiga yang Mengubah Hidupnya

Ketika kecil, Joshua tinggal di sebuah desa yang tidak ada listrik dan akses jalan. Namun saat ini, ia bisa menjadi seorang perawat di Puskesmas Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Sebagai tenaga kesehatan, sehari-hari Joshua memberikan layanan pada lansia, balita, dan pasien rawat jalan. “Saat ini saya dipercayakan sebagai pengelola program Prolanis, program khusus lansia. Selain itu juga membantu layanan dua Posyandu di desa, dan melayani pasien juga di poliklinik Puskesmas,” ujarnya. 

Selain diasuh oleh opa dan oma, masa kecil hingga remaja Joshua juga didampingi oleh Wahana Visi Indonesia. Tinggal di sebuah desa yang belum memiliki banyak akses bukan jadi penghalang baginya untuk berdaya. Dukungan dari keluarga dan WVI membuat Joshua mampu menyusun masa depannya. Keluarga Joshua selalu mengutamakan pentingnya pendidikan. “Dulu waktu kecil, Opa selalu didik saya untuk jadi anak yang pemberani dan selalu atur waktu saya untuk lebih banyak belajar,” cerita Joshua. Sedangkan WVI menjadi pendukung yang setia memotivasi Joshua untuk terus mengejar mimpinya. “WVI itu seperti guru ketiga bagi saya, setelah keluarga dan sekolah,” ungkapnya. 

Selama 12 tahun, sejak usia SD hingga SMA, Joshua menjadi salah satu wakil anak WVI yang saat itu beroperasi di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Selain berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pendampingan anak dan keluarga, Joshua juga ikut serta dalam kegiatan Tabunganku. Bekerja sama dengan Bank NTT, kantor operasional WVI di Sumba Timur menginisiasi program tabungan berjangka untuk pendidikan anak. Orang tua atau pengasuh di desa pun sepakat dan berkomitmen untuk mengikuti kegiatan ini karena sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak. “Tabungan itu yang saya pakai untuk membantu biaya kuliah,” ujar Joshua. 

Hingga saat ini, Joshua juga masih mengingat bagaimana staf lapangan WVI terus mengarahkannya untuk fokus pada tujuan hidup yang positif. Pesan untuk selalu menjadi anak yang semangat belajar demi meraih cita-cita terus melekat dalam diri Joshua. Hal ini yang menjadi penuntun Joshua untuk melanjutkan kehidupannya sebagai manusia sukses dan berguna bagi sesama. 

“Karena ada WVI, saya dan teman-teman belajar untuk melihat bagaimana kehidupan kami ke depannya. Belajar untuk bertanggung jawab ke depan, untuk menjadi orang yang lebih baik lagi,” kata Joshua. 

Alasan mengapa WVI berkomitmen untuk berada di tengah anak dan masyarakat rentan dalam jangka waktu 10 hingga 15 tahun adalah untuk menyaksikan transformasi hidup seperti yang Joshua alami. Bagaimana sejak kecil, seorang anak mengenal adanya potensi dan harapan dalam dirinya. Lalu, bagaimana ia terus bertumbuh dalam lingkungan yang mendukung perkembangannya semaksimal mungkin. Hingga akhirnya, ia menjadi dewasa yang berdaya dan bermanfaat bagi keluarga dan orang lain di sekitarnya. 

Transformasi ini bisa terjadi juga karena kesetiaan setiap Sponsor Anak. Donasi yang Anda berikan setiap bulan memampukan WVI untuk terus melanjutkan perubahan di dalam diri setiap anak, di dalam setiap rumah, di dalam setiap sekolah, di dalam setiap upaya pemenuhan hak anak. Bila Anda rindu untuk melihat bagaimana anak-anak Indonesia dapat mengenal harapan, merasakan sukacita, dan memperjuangkan keadilan, jadilah Sponsor Anak yang turut menyaksikan bagaimana perubahan terjadi. 

 

 

Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive


Artikel Terkait