Kelas Makan Perbaiki Gizi Anak dan Ibu Hamil di Kabupaten Malang
Suasana pagi di salah satu rumah kader Posyandu yang berada di Kabupaten Malang tampak berbeda dari biasanya. Puluhan anak balita dan ibu hamil berkumpul untuk belajar bersama tentang gizi, makanan sehat, dan kebiasaan makan yang lebih baik melalui kegiatan yang disebut “kelas makan”.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pos Gizi DASHAT (PGD), yang fokus pada peningkatan asupan gizi anak dan ibu hamil melalui pendekatan berbasis komunitas. Sepanjang Agustus 2025, lebih dari 90 peserta mengikuti kelas makan di berbagai desa dalam satu kecamatan di Kabupaten Malang.
Hasilnya cukup menggembirakan. Sekitar 80 persen peserta, baik anak-anak maupun ibu hamil, mengalami peningkatan berat badan setelah mengikuti kelas makan selama 12 hari. Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan status gizi, yang sangat penting dalam masa-masa krusial tumbuh kembang anak serta kehamilan.
Kegiatan kelas makan ini menjadi bagian dari Program PASTI (Partner Akselerasi Penurunan Stunting di Indonesia). Program PASTI merupakan kemitraan antara Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dengan Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), dan PT Bank Central Asia Tbk. Program ini diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia dan Yayasan Cipta, bertujuan mendukung percepatan pencegahan dan penurunan stunting serta perbaikan status gizi di Indonesia hingga Januari 2027.
Kelas makan tidak hanya menyediakan makanan bergizi, tetapi juga menghadirkan pembelajaran praktis. Para ibu diajak untuk mengenal bahan pangan lokal, mengolah makanan yang sehat dan disukai anak, serta membangun kebiasaan makan yang lebih baik di rumah. Salah satu menu yang paling disukai anak-anak adalah "Kroyamsi" yaitu, ayam manis gurih yang mudah dibuat dan bergizi.
Namun, perjalanan ini tidak tanpa tantangan. Beberapa anak belum menunjukkan peningkatan berat badan karena kondisi kesehatan seperti demam dan diare. Selain itu, masih ada kebingungan di kalangan keluarga terkait perbedaan antara kelas makan dan pembagian makanan tambahan. Untuk mengatasi hal ini, para kader dan relawan memberikan pendampingan intensif dan penjelasan yang lebih detail agar masyarakat dapat memahami manfaat dari masing-masing program.
Seorang ibu peserta menceritakan pengalamannya, “Awalnya anak saya tidak mau makan ikan karena baunya. Tapi setelah ikut kelas makan dan mencoba menu yang diajarkan, dia mulai suka. Saya juga belajar cara masak yang sehat dan praktis.”
Dengan keterlibatan aktif masyarakat, dukungan relawan, serta kolaborasi lintas sektor, kelas makan telah menjadi ruang pembelajaran dan perubahan perilaku yang berdampak langsung pada kesehatan keluarga. Diharapkan, inisiatif ini tidak hanya memperbaiki status gizi dalam jangka pendek, tetapi juga mendorong penurunan angka stunting secara berkelanjutan di Kabupaten Malang.
Penulis: Tim proyek PASTI