Pastikan Pola PDC Terlaksana, WVI Gelar FGD pada Anak
Pola pengasuhan anak yang beragam di masyarakat memutuskan Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Program Bengkulu Selatan untuk memberikan pelatihan Pengasuhan dengan Cinta (PDC) kepada guru dan tokoh agama. Nantinya, pengetahuan yang sudah didapatkan dari pelatihan PDC tersebut dibagikan kembali kepada orang tua anak di desa dampingan WVI.
PDC sendiri didesain dalam bentuk modul yang berisi materi-materi untuk keluarga agar dapat memahami tentang pola asuh, membentuk spiritualitas seorang anak, meningkatkan kesejahteraan anak dan untuk mengajarkan bagaimana membentuk suatu keluarga yang utuh.
Modul PDC ini diharapkan menjadi sarana untuk membantu masyarakat dampingan WVI menerapkannya langsung kepada anak. Selain itu, WVI juga memantau pelatihan PDC tersebut dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) kepada anak yang orang tuanya telah mendapatkan informasi mengenai PDC.
Melalui pertanyaan yang diberikan oleh staf WVI saat FGD, anak-anak mengaku bahwa ada perubahan dari pola pengasuhan yang dilakukan orang tua mereka setelah mengikuti pelatihan PDC. Contohnya seperti tidak memarahi anak dengan kekerasan atau memukul mereka seperti dulu pada saat mereka melakukan kesalahan.
Selain itu, anak-anak juga dapat membuat kesepakatan dengan orang tua tentang jadwal atau peraturan di rumah.
‘’Ada kesepakatan bersama dengan orang tua yaitu pada saat mau bepergian selalu memberitahu orang tua terlebih dahulu, kemudian kalau sudah waktu maghrib kita harus di rumah, serta kalau sudah jam sembilan malam tidak boleh lagi bermain HP dan waktunya untuk tidur,’’ ujar Andika, anak peserta FGD.
Pola PDC bisa diterapkan oleh siapa pun. Pengenalan akan bahasa cinta setiap anggota keluarga bisa membuat pola pengasuhan ini lebih mudah dilakukan. Dengan begitu, orang tua dan anak akan lebih mudah mengekspresikan cinta kasih mereka dalam bentuk verbal maupun nonverbal kepada anak.
Ditulis oleh: Gustian Syaputra, Staf Area Program Bengkulu Selatan Wahana Visi Indonesia
Disunting oleh: Klaudia Mawuntu, Intern Wahana Visi Indonesia
