PROKLIM Datang, Pekarangan Rumah Lebih Bermanfaat
Jusmiati (47) adalah seorang ibu rumah tangga serta anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Rambutan Desa Paladang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Ada banyak hal yang Jusmiati dapatkan saat bergabung bersama dengan KWT Rambutan dampingan program Cocoa Life Mondelez International dan Wahana Visi Indonesia. Salah satunya adalah pengetahuan baru mengenai kepedulian lingkungan.
Sebelumnya, tak pernah terlintas pada benak Jusmiati ia akan sangat peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. Dulu kebiasaan membakar sampah serta membuang sampah rumah tangga dan sampah kebun di pekarangan adalah hal yang lumrah. Tak jarang sampah berserakan dan tidak terkelola dengan baik karena memang tidak ada tempat pembuangan sampah yang memadai. Lingkungan desa juga terlihat gersang karena tidak ada tanaman hias yang dikembangkan warga. Permasalahan air bersih serta sanitasi juga menjadi masalah utama bagi warga desa tempat Jusmiati tinggal lantaran sumber mata air kurang terawat serta belum semua warga memiliki jamban.
Masalah Lingkungan ini menjadi perhatian dari Wahana Visi Indonesia melalui program Cocoa Life yang didukung oleh Mondelez International. Bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Enrekang dan Fasilitator Desa dari Desa Pasang, kegiatan sosialisasi mengenai Program Kampung Iklim (PROKLIM) dilakukan di Desa Paladang. Pemerintah Desa Paladang pun mendukung pelaksanaan program tersebut. Program ini bisa berlanjut sampai sekarang karena pemerintah telah melihat banyak perubahan di masyarakat sebagai dampak dari program Cocoa Life. Salah satunya adalah perubahan perilaku masyarakat petani kakao untuk pelestarian lingkungan.
Pengetahuan warga termasuk Jusmiati juga meningkat setelah adanya sosialisasi materi PROKLIM. Mereka mulai memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam, dan memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar.
“Saya senang sekali karena kami bisa memanfaatkan pekarangan dengan menanam berbagai macam sayuran, tanaman obat keluarga untuk memenuhi kebutuhan harian sehingga tidak perlu ke pasar lagi,” ujar Jusmiati senang.
Kini, tidak ada lagi warga yang membuang dan membakar sampah sembarangan karena sudah ada lubang sampah yang dibuat di belakang rumah masing-masing warga. Selain itu Warga juga belajar mengelola sampah organik menjadi pupuk organik.
Sanitasi warga Desa Paladang juga kini terjaga dengan baik. Setiap rumah tangga kini memiliki jamban yang layak. Kebersihan ternak seperti kadang ayam juga kini tampak terawat dan bersih. Tak heran pada tahun lalu, Desa Paladang berhasil mengikuti seleksi desa PROKLIM di tingkat Kabupaten Enrekang.
Ditulis oleh Rena Tanjung dan Munawarsyah, Wahana Visi Indonesia