Semua demi Pendidikan Anak
Arkelius Piro atau yang akrab disapa Piro adalah petani jagung dengan disabilitas pada kaki. Kondisi ini telah dialaminya selama 20 tahun. Meski demikian, pria 47 tahun ini terus bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya sebagai petani. Semua ini dilakukan Piro bersama sang istri, Marianti, demi dapat membiayai pendidikan anak.
Piro merupakan petani yang didampingi oleh Wahana Visi Indonesia melalui proyek Moringa di Sulawesi Tengah. Pekerjaannya sebagai petani awalnya dilakukan dengan menggarap sawah padi dengan luas 0,9 hektare. Dengan modal Rp3 juta, Piro mengaku Bertani sawah tidak memberikan keuntungan besar.
Piro mulai putar otak untuk menambah penghasilan keluarganya. Setelah berdiskusi dengan beberapa petani jagung di sekitar rumahnya dan diyakinkan, Piro memutuskan untuk mencoba menanam jagung pada lahan sawahnya yang tidak terairi dengan baik.
“Saya lihat akhir-akhir ini harga jagung cukup tinggi dan seperti kata teman-teman petani lain termaksud Pak Selmus bahwa perawatan jagung jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan padi,” jelasnya.
Atas saran Selmus, pendamping lapangan proyek Moringa, Piro mulai menanam jagung bibit NK Sumo yang direkomendasikan oleh proyek Moringa. Berkat bibit tersebut, Piro bisa memperoleh panen sebesar 300 kg yang dijual dengan harga Rp4.700.
Piro mengungkapkan, berkat pengalaman panen tersebut, dirinya tertantang untuk lebih serius dalam menggarap pertanian jagung. Keseriusannya ini dibuktikannya dengan menebang lahan kakao yang sudah tidak produktif dan menggantinya dengan jagung, sehingga luas lahan yang ditanami pada musim tanam ke-2 sekitar 0,2 hektare dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 4 kg NK Sumo. Hasil yang didapatkan dari 4 kg bibit tersebut yaitu 1.275 kg dengan harga Rp4.600/kg.
Ia menambahkan, peningkatan pendapatannya dari pertanian jagung sangat berdampak pada ekonomi rumah tangganya. Selain dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia juga dapat selalu tepat waktu untuk membayar biaya sekolah anaknya yang sebelumnya sering terlambat dibayar karena hasil pertanian padi pas-pasan. Piro berharap dapat terus mendapatkan pendampingan dalam pertanian jagung serta informasi terbaru terkait bibit dan teknik budidaya jagung yang baru, untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal.
Ditulis oleh: Staf Proyek Moringa, Wahana Visi Indonesia