Suara Anak dalam Kampanye Stop Pornografi
Ainul, salah satu peserta Training Resilience Life Skill yang diadakan Wahana Visi Indonesia (WVI) beberapa waktu lalu, dibuat khawatir oleh maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi pada anak saat ini. Ainul merasa terpanggil untuk menjadi pelopor serta pelapor agar generasinya sadar terhadap pentingnya melindungi diri dari pelecehan seksual.
Menurut Ainul, penyebab utama terjadi pelecehan seksual dikarenakan oleh kecanduan seseorang terhadap pornografi. Pengetahuan yang ia dapatkan pada kegiatan WVI itu pula lah yang memberi dampak postif bagi dirinya.
Materi ‘Bagaimana Melindungi Diri dari Adiksi Pornografi’ yang pernah diterimanya dari WVI menjadi senjata bagi Ainul untuk maju memberikan sosialisasi pada forum anak di desanya. Merasa informasi tersebut tidak hanya dapat dikonsumsi oleh anak, Ainul pun mengajak pemerintah desa untuk mengikuti sosialisasi.
“Kami berharap pemerintah desa dapat menciptakan lingkungan yang aman untuk anak-anak di desa dan mendukung kegiatan partisipasi anak yang positif,” kata Ainul dengan lantang.
Rasa gugup yang ia rasakan karena pertama kali berbicara di depan umum tidak mengalahkan tekad nya yang besar untuk tetap memberikan sosialisasi tentang bahaya adiksi pornografi.
Ainul berharap sosialisasi yang ia sampaikan tidak sebatas menjadi pengetahuan saja, tetapi juga bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.
“Adiksi pornografi itu tidak keren,” ujarnya.
Ainul adalah satu dari puluhan ribu anak perempuan yang terbantu melalui berbagai program WVI. Kamu bisa membantu anak-anak perempuan lainnya menikmati kebebesan berekspresi dan berkarya melalui kampanye 1000 Girls. Ketahui lebih banyak tentang kampanye ini di: wahanavisi.org/1000girls/
#1000girls
Ditulis oleh: Kori Kornelia, Sponsorship Officer Area Program Sambas Wahana Visi Indonesia
Disunting oleh: Klaudia Mawuntu, Intern Wahana Visi Indonesia