Taat Prokes demi Belajar Tatap Muka di Sekolah
Erni merupakan salah satu siswa menengah atas di Kabupaten Kupang yang sedang mengalami kekhawatiran dan keresahan dengan keadaan sekolah di masa pandemi. Kekhawatiran dan keresahan yang dialami Erni seperti kurangnya aksesibilitas dalam mengakses materi pelajaran secara daring serta kurangnya interaksi sosial bersama teman-teman.
“Sejak sekolah tutup dan diharuskan belajar sendiri, saya kesusahan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru,” ujar Erni.
Keadaan sekolah saat pandemi membuat segala sesuatu sangat terbatas. Ketiadaan gawai dan keterbatasan kuota internet, serta larangan untuk melakukan pembelajaran di kelas benar-benar membuat Erni kesulitan untuk beradaptasi.
“Saya dan teman-teman tinggal di asrama sekolah. Saya dan teman-teman cenderung bermain dibandingkan untuk belajar, karena bagi saya kehadiran guru sangat penting dalam membantu kami memahami suatu materi pembelajaran. Ketika sekolah sudah diizinkan untuk tatap muka, saya merasa sangat tertekan dan khawatir dengan kesehatan kami,” cerita anak yang hobi bernyanyi ini.
Erni dan teman-teman kini sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka. Guna mengatasi kekhawatirannya, Erni dan teman-temannya melakukan protokol kesehatan dengan tegas di sekolah, seperti menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dan membatasi jumlah jam belajar.
Wahana Visi Indonesia (WVI) melalui proyek EAST yang didukung oleh Unicef mendukung Erni dan siswa di sekolahnya untuk melakukan protokol kesehatan secara ketat. Melalui aktivitas pelibatan remaja dan komunikasi risiko di sekolah, serta sosialisasi pencegahan Covid-19 kepada siswa, WVI membantu para pelajar lebih yakin untuk melakukan pembelajaran tatap muka.
“Sarana dan prasana yang semakin baik serta adanya tim satgas Covid-19 yang bertugas di tingkat sekolah memastikan orang yang datang ke sekolah kami harus mematuhi protokol kesehatan,” tambahnya.
Erni bersama siswa lainnya terus bekerja sama untuk menjaga sekolah bebas dari penyebaran virus Corona. Dengan demikian anak-anak di sekolah bisa terus belajar secara tatap muka dan mengejar impian mereka.
Ditulis oleh: Christianti Rebeca Pombu, Staf Proyek EAST Wahana Visi Indonesia