Pendeta dari Timor Raih Han Kyung-Chik Award 2025: Transformasi Desa Lewat Kemitraan Gereja dan Wahana Visi Indonesia

Pendeta dari Timor Raih Han Kyung-Chik Award 2025: Transformasi Desa Lewat Kemitraan Gereja dan Wahana Visi Indonesia

Pelayanan seorang pendeta dari salah satu desa terjauh di Pulau Timor menggetarkan perhatian dunia. Pdt. Seprianus, saat ini sebagai Ketua Klasis Amanuban Tengah Utara, dinobatkan sebagai penerima Han Kyung-Chik Award 2025. Penghargaan internasional bergengsi ini diberikan oleh World Vision Korea kepada pastor dan misionaris yang melayani komunitas rentan dengan kasih dan dedikasi luar biasa. 

Penghargaan ini mengabadikan warisan Rev. Han Kyung Chik, pendiri World Vision Korea yang dikenal sebagai advokat kemanusiaan di tengah krisis kemanusiaan Korea pada 1950-an. 

 

Mengubah Desa dengan Kemitraan Gereja–Komunitas 

Ketika mulai melayani pada 2015 sebagai pendeta Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di satu desa, Pdt. Seprianus menemukan kondisi desa yang memprihatinkan. Akses jalan rusak, tanpa listrik, air bersih langka, perempuan menanggung beban sendirian, dan banyak anak putus sekolah. “Kehidupan seolah tidak hadir,” demikian gambaran kondisi awal desa tersebut. 

Melihat situasi itu, ia memilih memulai dari apa yang dimiliki—aset lokal, relasi sosial, budaya Timor, dan potensi Gereja—seraya menjalin kemitraan erat dengan Wahana Visi Indonesia (WVI), organisasi kemanusiaan yang hadir di wilayah tersebut. 

 

Kemitraan dengan Wahana Visi Indonesia sebagai Fondasi Transformasi 

Kemitraan antara Gereja dan WVI menjadi katalis perubahan besar di desa. Gereja tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi menjelma menjadi ruang aman dan inklusif bagi anak, keluarga, dan perempuan. 

Melalui kolaborasi berkelanjutan selama hampir satu dekade, lahirlah berbagai inisiatif transformatif: 

  • 23 Forum Anak di tingkat jemaat dan 1 Forum Anak klasis, yang menyiapkan anak-anak sebagai pemimpin muda. 

  • 25 Women’s Schools (Skol Bife) untuk penguatan perempuan, anak perempuan, dan remaja putri. 

  • Kelompok Pendukung Keluarga yang membangun keterampilan pengasuhan positif untuk ayah, ibu, dan keluarga dengan balita. 

  • Children’s Group Gallery, sebuah studio kreatif yang menjadi ruang belajar, berkarya, dan memimpin bagi anak-anak. 

  • 20 kelompok usaha komunitas yang memperkuat ekonomi keluarga. 

  • 42 Gereja di sekitarnya berkomitmen menjadi Gereja yang ramah anak dan perempuan. 

Hasilnya tidak hanya terlihat secara fisik tetapi juga dalam budaya dan cara pandang. Anak-anak kini berani bersuara, perempuan lebih percaya diri, keluarga lebih terlibat dalam pengasuhan, dan desa menemukan kembali harapan. 

 

Pelayanan yang Selangkah Lebih Dekat dengan Jemaat 

Selain program pemberdayaan, Pdt. Seprianus dan istrinya, Pdt. Yus Adelina, melakukan kunjungan rumah ke setiap keluarga jemaat untuk berdoa, mendengarkan, dan menguatkan mereka. Pesan utama mereka sederhana namun kuat: “Tuhan mengasihi anak-anak dan kasih itu harus dirasakan melalui keluarga dan komunitas.” 

Pendekatan pastoral yang inklusif dan hadir dalam keseharian inilah yang menjadi ciri kuat pelayanan mereka. 

 

Penghargaan Global untuk Karya Lokal 

Melalui Han Kyung-Chik Award, World Vision Korea memberikan pengakuan global atas transformasi yang terjadi di desa tempat Pdt. Seprianus melayani. Penghargaan ini diberikan kepada pelayan yang mewujudkan kasih kepada sesama di tempat-tempat sulit dan melayani komunitas rentan dengan ketekunan, sebagaimana dilakukan Rev. Han Kyung Chik pada masa hidupnya.

Selain pengakuan internasional, Pdt. Seprianus akan menerima pendanaan sebesar USD 25.000 untuk pengembangan fasilitas Gereja serta undangan mengikuti serangkaian acara di Mexico City dan Korea Selatan. 

 

Kisah Harapan dari Ujung Timur 

Bagi Pdt. Seprianus, penghargaan ini bukan tentang dirinya. Ia menyebutnya sebagai “kesaksian tentang bagaimana kemitraan yang saling menghormati dapat melahirkan kehidupan yang utuh—bagi anak, keluarga, dan komunitas.” 

Dari sebuah desa kecil di Timor, kisah pelayanannya kini menjadi inspirasi global—mengingatkan dunia bahwa perubahan besar selalu dimulai dari hati yang bersedia berjalan bersama. 

 

 

Penulis: Natalia M. Nunuhitu (Faith and Development Manager Wahana Visi Indonesia) 


Artikel Terkait