Bergizi dan Berdaya Siswa SD di Sentani dari Sekantung Polybag

Makan makanan sehat dan bergizi bagi anak sangat penting demi menunjang aktivitasnya sehari-hari. Makan makanan sehat dan bergizi ternyata bisa didapat dengan mudah.
Salah satunya dilakukan oleh siswa SD di Sentani Barat. Guru dan siswa menanam sayur-sayuran di polybag, mulai dari kangkung, sawi putih, pakcoy, hingga cabe.
Melalui program AKSI (Anak Kuat Sehat Bahagia), siswa diajak menanam sayuran di polybag. Program besutan lembaga swadaya masyarakat Wahana Visi Indoensia (WVI) itu mendorong kebiasaan anak-anak SD melakukan aktivitas fisik serta memahami praktik baik mengonsumsi makanan bergizi seimbang secara rutin. Ada empat pembiasaan yang dilakukan yakni senam bersama, integrasi PJOK dengan modul AKSI, kebun gizi, dan ice breaking.
“Progam ini mengembangkan kesadaran siswa untuk makan bergizi. Salah satunya, anak-anak bukan saja diedukasi untuk 'oh ini makanan sehat'. Tetapi mereka juga bagaimana diberikan stimulus untuk supaya mendapatkan makanan sehat yang ada di sekitar mereka,” kata Kepala Sekolah Jhon saat berbincang di kantornya, Senin, 26 Mei 2025.
Setiap anak diberikan tiga kantung polybag yang mesti mereka rawat sendiri. Sayuran yang ditanam juga berbeda di tiap jenjang kelas 1-6. Guru kelas bakal mendampingi siswa mulai dari menanam hingga memanen.
Setelah dipanen, hasil panen dua kantung dibawa pulang ke rumah dan satu kantung lagi diberikan kepada guru. Jhon mengatakan progam ini membikin siswa senang karena hasil tanamannya bisa dibawa pulang untuk dimakan bersama-sama dengan orang tua.
Tak cuma itu, progam ini juga bisa menginspirasi orang tua untuk menanam sayuran di rumah. Apalagi, media yang digunakan tidak memakan tempat.
“Kita menginspirasi juga kepada orang tua, supaya mereka bisa memanfaatkan apa yang bisa dimanfaatin,” ujar dia.
Kepala Sekolah Jhon di kebun gizi siswa. Medcom.id/Renatha Swasty
Eduksi makan sehat dan bergizi
Program AKSI menyasar 11 sekolah di Sentani, Kabupaten Jayapura. WVI menyediakan modul pembelajaran kebugaran fisik dan gizi, buku permainan, poster edukasi, playmat/boardgame raksasa, serta buku cerita anak bertema gerak, hidup sehat dan makan bergizi ke sekolah-sekolah itu.
Ketua Progam AKSI, Saskia Indasari, menuturkan kebun gizi dibuat agar anak-anak mempunyai pemahaman langsung terkait asal mula sayuran.
“Mereka jadi tahu oh ini yang namanya kangkung. Asal mulanya dari ditanam sampai panen. Jadi lebih menghargai lagi. Guru juga sambil menjelaskan soal sayuran. Ini jadi media edukasi ideal,” ujar dia.
Ketika siswa sudah mengenal tentang sayuran, mereka bisa menjadi suka makan sayur. Hal ini terjadi pada salah satu anak yang sekolahnya menerapkan kebun gizi.
Ica sapaan karib Saskia Indasari mengungkapkan si anak mulanya tidak suka makan sayur, namun ketika didorong merawat sayur dan dijelaskan banyak hal soal manfaat sayur, dia mulai suka makan sayur.
Berdayakan siswa dan guru
WVI mendukung program kebun gizi dengan memberikan polybag dan bibit. Sementara sekolah mengusahakan tanah dan pupuk.
Selain itu, sebanyak tiga guru dari masing-masing sekolah mendapat pelatihan lebih dulu soal penanaman sayur. Selanjutnya, diimbaskan pada guru dan murid di sekolahnya.
Bata, guru yang mendapat pelatihan soal kebun gizi mengungkapkan program ini tak cuma membuat siswa paham soal makan bergizi. Lebih dari itu, pendidikan karakter murid meningkat.
"Anak yang kurang perhatian lebih fokus karena mereka akan datang harus jaga tanaman, menyiram dengan telaten karena ada tanggung jawab yang harus dikerjakan," tutur dia.
Guru Bata dan sawi putih yang ditanam di polybag. Medcom.id/Renatha Swasty
Guru-guru, kata dia, juga tertarik untuk memulai menanam sayur di rumahnya. Sebab, penanaman sayur melalui polybag tak membutuhkan lahan luas.
Program intervensi WVI ini sendiri berjalan selama delapan minggu sejak Februari dan berakhir pada Mei 2025. Kepala Sekolah Jhon Arif mengatakan pihaknya bakal terus menjalankan program ini.
Apalagi, ada banyak manfaat yang juga bisa diperoleh, khususnya bagi guru. Dia menyebut kebun gizi bisa menjadi sumber cuan baru bagi guru.
"Kalau mereka bisa jalankan ini, ini bisa membantu mereka untuk makan sehari-hari. Uang masak bisa berkurang karena sayuran tanam sendiri. Kalau ke depan mereka mau kembangkan juga bisa mereka jual," tutur dia.
Sumber: Bergizi dan Berdaya Siswa SD di Sentani dari Sekantung Polybag