KemenPPPA: Suara anak bernilai penting dalam perumusan kebijakan

KemenPPPA: Suara anak bernilai penting dalam perumusan kebijakan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyampaikan bahwa suara atau aspirasi setiap anak Indonesia bernilai penting untuk didengar, terutama oleh pemerintah dalam perumusan kebijakan terkait anak.

"Kami dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, percaya bahwa setiap anak itu punya hak. Hak untuk apa? Hak untuk didengar, hak untuk dihormati, hak untuk dilibatkan secara bermakna. Suara kalian ini menjadi pijakan bagi kami dalam merumuskan sebuah kebijakan," kata Asisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pemenuhan Hak Anak Wilayah I Devy Nia Pradhika.

Hal tersebut dia sampaikan saat memberikan sambutan dalam kegiatan dialog dengan sejumlah anak berusia 12–17 tahun yang merupakan perwakilan Forum Anak dampingan Wahana Visi Indonesia (WVI) di Jakarta, Kamis.

Devi pun menyampaikan suara atau aspirasi anak itu juga berperan penting dalam menjadikan Indonesia sebagai negara ramah anak.

"Ini semua juga memberikan nilai besar, tidak hanya untuk program anak isi, tetapi juga bagi arah kebijakan pemerintah ke depan untuk menjadikan Indonesia yang lebih ramah anak, inklusif, dan berkeadilan," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Devi juga mengapresiasi Wahana Visi Indonesia yang telah menginisiasi dan memfasilitasi kegiatan dialog tersebut. Menurutnya, hal itu merupakan wujud upaya menjadikan suara anak penting dalam proses pembangunan.

"Ini merupakan bentuk komitmen, komitmen dari kita bersama dalam menjadikan suara anak ini menjadi penting dalam proses pembangunan anak," kata dia.

Diketahui, menjelang peringatan Hari Anak Nasional 2025 pada 23 Juli mendatang, KemenPPPA tengah menyiapkan berbagai rangkaian kegiatan, salah satunya adalah penyusunan dan pembacaan Suara Anak Indonesia (SAI), yang berfungsi sebagai representasi aspirasi, kebutuhan, dan harapan anak-anak terhadap isu pemenuhan hak serta perlindungan khusus anak.

Proses penyusunan SAI dilakukan melalui penjaringan aspirasi dari anak-anak di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari desa hingga provinsi, dengan dukungan alat bantu Kanvas Suara Anak agar prosesnya lebih sistematis dan inklusif.

Hal ini menjadi bagian dari pendekatan inklusif yang mendorong pembangunan berkelanjutan dan berpihak pada kepentingan terbaik anak.

 

Sumber: KemenPPPA: Suara anak bernilai penting dalam perumusan kebijakan - ANTARA News


Related Articles