Anak Muda Mahir Berpikir Kritis

Anak Muda Mahir Berpikir Kritis

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak anak cenderung menanggapi masalah secara reaktif atau malah abai, tanpa mempertimbangkan solusi yang lebih efektif. Salah satu solusi untuk mengubah hal ini adalah dengan mengembangkan keterampilan untuk berpikir kritis. Bila seorang anak telah terbiasa berpikir kritis, ketika tantangan datang maka anak dapat membuat keputusan yang lebih bijak, menganalisis situasi dengan lebih mendalam, dan merencanakan langkah-langkah yang lebih tepat. 

Isu seperti ini kerap dialami oleh Meigi (17 tahun). Sebagai seorang remaja laki-laki, ia sering merasa bingung ketika menghadapi permasalahan tertentu. Akibatnya, ia cenderung memilih untuk menerima tanpa banyak berpikir lebih dalam. Ia mulai mengetahui kalau seorang anak pun bisa menemukan solusi untuk tantangan yang mereka hadapi setelah bergabung dengan Forum Anak di desanya. Meigi tinggal di salah satu desa dampingan Wahana Visi Indonesia di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. 

“Pada awalnya, saya tidak terlalu tertarik dengan kegiatan tersebut, tetapi ada juga perasaan bahwa ini adalah kesempatan yang tidak bisa dilewatkan. Tidak ada salahnya jika saya terlibat di kegiatan Forum Anak,” Meigi memulai ceritanya. 

Hari pertama di Forum Anak, Meigi bertemu dengan teman-teman baru dan mengikuti berbagai sesi ia rasa menarik. Namun, yang paling berdampak bagi dirinya adalah sesi tentang keterampilan hidup, khususnya  modul tentang cara berpikir kritis. Sebelumnya, Meigi tidak pernah benar-benar memahami apa itu berpikir kritis. Dia selalu menerima informasi dari orang lain tanpa mempertanyakan atau menganalisisnya. Namun, melalui materi yang disampaikan dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti, Meigi mulai menyadari pentingnya untuk berpikir dengan lebih tajam dan teliti. 

Fasilitator pada sesi tersebut mengajarkan cara untuk tidak hanya menerima informasi begitu saja, tetapi untuk selalu bertanya: Mengapa? Bagaimana? Apa buktinya?. Anak-anak juga berlatih untuk memecahkan masalah dan menganalisis situasi dengan berbagai sudut pandang. Meigi terkejut, karena ia menyadari bahwa selama ini banyak hal yang ia anggap biasa sebenarnya bisa dilihat dengan cara yang berbeda jika berpikir lebih kritis. 

Sejak saat itu, Meigi mulai lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan dan tidak lagi mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. Ketika menghadapi suatu masalah, ia tidak langsung panik atau bingung. Sebaliknya, Meigi mulai meluangkan waktu untuk memikirkan solusi yang terbaik dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang ada. 

Perubahan ini menjadi sesuatu yang berharga dalam kehidupan sehari-harinya.  Meigi mulai bertanya kepada orang tuanya mengenai banyak hal, tidak hanya menerima informasi begitu saja. “Saya juga merasa lebih percaya diri ketika berdiskusi dengan teman-teman karena kini saya tahu bagaimana cara mengungkapkan pendapat dengan argumen yang kuat,” ujarnya. 

Melalui Forum Anak dan materi berpikir kritis, Meigi menyadari bahwa hidup tidak hanya tentang menerima apa yang ada, tetapi tentang bagaimana kita mengolah informasi dan membuat keputusan yang lebih bijak. Meigi kini merasa lebih siap menghadapi tantangan hidup karena ia tahu bahwa setiap masalah dapat diselesaikan jika ia berani berpikir kritis dan melihatnya dari berbagai sudut pandang. 

 

 

 

Penulis: John Darwis, Charis Trijayanto Welly, Friska Devita (tim kantor operasional WVI di Bengkayang) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive


Artikel Terkait