Anak Perempuan yang Memimpikan Pendidikan
Setiap hari, Tasuke, seorang anak perempuan yang tinggal di Pegunungan Tengah, Papua, bangun untuk bersiap menjual pinang. Tidak ada sarapan, tidak ada segaram, tidak bersekolah. Ibunya setiap hari mengantar Tasuke ke depan sebuah kios, menata sebuah meja dan tumpukan pinang. Siap untuk dijual demi mendapat 50.000 rupiah sehari. Uang itu habis untuk membeli makan Tasuke, ibu, dan adik-adiknya.
Anak berusia 10 tahun ini tidak pernah mengenal pendidikan. Ia tidak pernah sekolah karena tidak ada biaya, dan sekolah gratis pun jauh dari rumah. Ia bertumbuh menjadi anak yang buta huruf. Ia bertumbuh menjadi anak yang sudah terbiasa bekerja mencari uang untuk makan sehari-hari. Ia bertumbuh menjadi anak yang tidak mengenal sosok ayah yang melindungi. Malah sosok perempuan mungil ini yang membantu keluarganya bertahan hidup dari hari ke hari. Jauh berbeda dari kehidupan anak perempuan berusia 10 tahun yang ideal.
Dalam hati, Tasuke ingin sekolah. “Sa mau sekolah seperti teman-teman saya yang bisa bayar uang sekolah,” tuturnya. Ia ingin bisa seperti anak-anak lainnya yang setiap hari bangun pagi bukan untuk menjual pinang di depan kios orang. Tapi memakai seragam dan pergi ke sekolah, menikmati waktu untuk menyerap ilmu. Mendapat pengetahuan yang berguna bagi masa depan. Menerangi jalan Tasuke menuju kesejahteraan.
Dengan dukunganmu, Tasuke dan anak-anak lain yang berada di area terjauh dan tertinggal dapat menggapai harapan mereka. Childhood HOPE menjadi cara agar mereka bisa bertahan hidup, pulih, dan membangun masa depan yang lebih cerah. Beri harapan hari ini melalui wahanavisi.org/childhope.
Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive)