Berdamai dengan Masa Lalu, Solusi Pengasuhan dengan Cinta
#PengasuhanDenganCinta – Setiap orang memiliki masa lalunya sendiri. Ada yang menyenangkan, tetapi tak sedikit juga yang menyakitkan. Namun, saat dirinya sudah bisa berdamai dengan keadaan menyakitkan tersebut, niscaya hidupnya akan lebih dipenuhi cinta. Hal ini telah dialami oleh Novita Angie, seorang penyiar radio, MC sekaligus salah satu public figure Indonesia.
Angie, begitu ia biasa disapa, mengaku telah melewati berbagai rangkaian peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan. Berasal dari keluarga yang tidak utuh (broken home) membuatnya hidup dalam pola asuh orang tua yang tidak selaras.
“Saya datang dari keluarga yang bercerai. Masa kecil saya sering berpindah-pindah ke tempat ibu dan bapak saya ... Saya dibesarkan oleh orang tua dengan keras. Orang tua baby boomers biasanya punya pola asuh yg keras,” cerita ibu dua anak ini.
Meski memiliki masa lalu yang pahit, Angie mengaku dirinya bisa hidup dan tumbuh dewasa menjadi pribadi yang tanpa amarah masa lalu. Luka batin yang dimiliki Angie tak lantas membuatnya memberontak, tetapi justru membuatnya bertekad untuk memiliki keluarga yang lebih baik.
“Saya bertekad, di saat saya berkeluarga, saya harus menemukan pasangan yang bisa mengerti kondisi saya. Saya berjanji dengan diri saya, saat saya memiliki anak, apalagi anak perempuan, saya berusaha menjadi ibu yang ideal bukan sempurna,” tambahnya.
Bagi Angie, menjadi orang tua sempurna tentu sulit untuk dilakukan. Namun, dengan menjadi orang tua yang ideal, ia bisa menjadi teman dan sahabat bagi kedua anaknya. Menanamkan nilai-nilai moral, etika, serta pemandu kehidupan anak-anaknya.
Komunikasi yang terbuka, tambah Angie, adalah kunci untuk bisa melepas masa lalu yang tidak menyenangkan. Pengalamannya membuktikan, dengan berkomunikasi, segala beban yang menghantui pikirannya selama ini bisa terselesaikan dengan baik. Termasuk saat membesarkan anak-anaknya hingga masa kini, komunikasi dua arah masih menjadi kunci pola pengasuhan bagi Angie dan suami.
“Kita cari tahu anak maunya apa. Kita (orang tua) juga perlu mengajarkan anak bahasa kasih dari orang tuanya seperti apa,” ungkapnya.
Wanita yang telah menikah selama 19 tahun ini menjelaskan, dengan saling mengetahui bahasa kasih antar orang tua dan anak, hubungan keluarga yang harmonis bisa tercipta dengan baik. Dengan memberikan bahasa kasih yang tepat, maka tangki cinta di keluarga akan terus terisi.
Kini, Angie dan suami terus mempraktikkan komunikasi dua arah kepada buah hatinya. Ia dan pasangan bahkan setuju untuk menerima masukan dan kritikan yang membangun dari anak-anaknya. Dengan begitu, anak-anak tetap bisa merasa nyaman berada di tengah keluarga terdekatnya.
“Anak-anak tidak pernah memilih siapa yang menjadi orang tua mereka, tetapi orang tua bisa memilih untuk menjadi orang tua yang seperti apa untuk anak-anak kita,” pungkasnya.
Ditulis oleh: Putri ianne Barus, Communications Officer Wahana Visi Indonesia