Bertanggung Jawab Atas Kepercayaan Umat
Pandemi Covid-19 membawa perubahan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Masyarakat dihadapkan pada kebiasaan baru yang berbeda dengan saat normal. Selain itu, pengasuhan pun menjadi hal penting mengingat anak-anak dan orang tua lebih banyak menghabiskan waktu bersama di rumah. Namun, permasalahan juga muncul dengan adanya kebiasaan baru tersebut. Masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang Covid-19 dan cara pencegahannya. Orang tua pun kebingungan dengan cara mengasuh anak di tengah pandemi.
Berhadapan dengan situasi ini, Wahana Visi Indonesia (WVI) mengadakan Pelatihan Pengasuhan dengan Cinta (PDC) dalam konteks pandemi Covid-19 kepada para tokoh agama. Salah satu tokoh agama yang terlibat dalam pelatihan tersebut adalah Ham (41), seorang Imam di Mesjid Al-Taqwa, Kampung Nanga Agur, Desa Meragun, Kabupaten Sekadau.
“Saya diminta oleh Kepala Desa untuk ikut serta dalam pelatihan Pengasuhan dengan Cinta. Pada awalnya saya bingung mengapa WVI berkegiatan dengan tokoh agama karena setahu saya WVI lebih banyak berkegiatan dengan anak-anak secara langsung dan juga mendorong warga memiliki jamban sehat di kampung,” kata Ham ketika diminta mengikuti kegiatan pelatihan ini.
Meski begitu, kebingungan itu tidak menyurutkan niat Ham untuk terlibat dalam Pelatihan PDC. Ham bahkan belajar tentang hal-hal baru seperti bahasa kasih serta berbagai informasi dasar terkait Covid-19.
Setelah mendapatkan pelatihan, Ham kemudian melakukan sosialisasi tentang informasi dasar Covid-19 kepada umat di Mesjid Al-Taqwa.
“Saya melakukan sosialisasi tentang Covid-19 setelah jumatan. Sekarang masyarakat lebih paham tentang Covid-19. Mereka sudah tidak lagi berkerumun dan lebih disiplin menggunakan masker. Orang tua juga sering mengingatkan anak-anaknya untuk menggunakan masker dan face shield ketika ke sekolah”, ungkapnya.
Menurutnya, Pelatihan PDC juga membawa dampak bagi keluarga dan dirinya. Katanya, “Saya dan istri saya sekarang lebih bisa menahan diri ketika mengasuh anak. Kami tidak lagi marah-marah dengan anak kami. Kami jadi lebih sabar. Pengasuhan yang baik itu kami coba mulai dari keluarga kami sendiri dulu.”
Ham, yang dahulu adalah hanya seorang Bilal yang bertugas membersihkan masjid, telah dipercaya masyarakat untuk menjadi seorang imam (pemimpin umat) pada 2020 lalu. Pelatihan yang diikutinya bersama WVI merupakan pelatihan pertama. Pelatihan ini menjadi tanggung jawabnya untuk kembali membagikannya kepada masyarakat dan umat yang telah percaya padanya.
“Walaupun latar belakang saya seperti itu, saya bertanggung jawab dengan kepercayaan yang sudah diberikan kepada saya. Saya senang bisa mendapatkan pengetahuan lebih dan membagikannya kepada umat saya,” pungkas Ham.
Ditulis oleh: Bastian Rengga, Area Program Manager Sekadau Wahana Visi Indonesia