Bumbu Rahasia untuk Tumbuh Kembang Sempurna
“Yuk dihap dulu Zarah,” ujar Indah sambil menyuapi Azarah, anak pertamanya. Hari itu, Indah memasak sop ayam sayur sebagai menu makan anaknya. Di dalam sop tersebut ada wortel, kol, kentang, daun bawang, daun seledri, dan ayam suwir. Indah mulai memperkenalkan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) dengan menu makanan keluarga yang ukuran, frekuensi, jenis, serta teksturnya sesuai kebutuhan Azarah. Ketika Azarah menginjak usia satu tahun, Indah telah memberi MPASI dengan tekstur makanan padat yang sama dengan anggota keluarga yang lain, dengan melakukan penyesuaian pada ukuran, jenis, dan tekstur.
“Saya sering mendapatkan kunjungan langsung ke rumah yang dilakukan oleh beberapa kader mulai saya hamil di trimester pertama sampai ketiga. Setiap berkunjung, kader Posyandu selalu menjelaskan terkait bahan makanan yang harus dikonsumsi selama kehamilan. Pastinya yang bergizi seimbang, harus ada nasi, ikan, tahu, sayur sup, sama buah. Kunjungan juga tidak hanya berhenti ketika saya melahirkan, tapi berlanjut sampai Zarah umur satu tahun dan sampai sekarang ya,” cerita ibu berusia 22 tahun ini.
Kunjungan kader-kader Posyandu ke rumah ibu hamil atau ibu balita di Simokerto, Jawa Timur ini memberikan dampak positif bagi literasi orang tua akan gizi anak. Inisiasi kunjungan ini dilakukan atas kerja sama kader Posyandu, Wahana Visi Indonesia, dan Amerta Kasih (FKM Unair). Sebelum melakukan kunjungan rumah, para kader terlebih dulu mengikuti orientasi PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak). Tujuannya, agar para kader terampil dan paham tentang gambaran umum PMBA, pemberian makan bayi dan anak usia 0-23 bulan, cara pemberian makan ibu hamil dan ibu menyusui, pemutusan rantai permasalahan gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dan melakukan konseling PMBA.
“Karena sering dikunjungi jadinya saya tahu makanan bergizi yang terdiri atas empat kelompok. Saya dan suami jadi selalu mengusahakan membeli bahan makanan bergizi dan masak di rumah saja,” kenangnya sambil tersenyum. Indah dan suami sehari-hari bekerja sebagai buruh. Meskipun hidup dengan tekanan ekonomi yang tinggi, Indah dan suami tetap mengutamakan pemenuhan gizi anak. Kunjungan rutin para kader Posyandu yang tanpa lelah mengingatkan akan pentingnya asupan bagi Azarah membuat Indah dan suaminya sadar akan pentingnya pemenuhan gizi anak, terutama sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
Manfaat kunjungan rumah juga dirasakan oleh Zarah yang berusia 1 tahun 5 bulan. “Ketika Zarah sudah ada, dia juga jadi doyan daging ayam, buah-buahan sama sayuran. Setiap kali makan harus ada buah semangka, tapi yang paling dia suka buah naga sama sayuran seperti sup. Mungkin juga karena MPASI selalu diberikan makanannya campur-campur jadinya dia suka. Pokoknya ketika enam bulan, saya selalu berikan ayam atau telur, tahu rebus, sayuran dan buah. Untung kader selalu datang, jadi informasi yang didapatkan semakin banyak,” ujarnya.
Indah menjadi contoh bagaimana pemberian makanan bergizi harus dimulai dan disiapkan secara sadar oleh ibu sebagai pengasuh utama anak. Indah berusaha mencari informasi yang tepat tentang tumbuh-kembang anak, lalu ia praktikkan sehingga gizi anaknya terpenuhi. “Terima kasih WVI, semoga selalu ada pelatihan-pelatihan bagi kader supaya mereka tetap dapat menyebarkan ilmu kepada masyarakat sekitar. Semoga ada juga pelatihan kepada ibu hamil ya kedepannya,” harap Indah.
Penulis: Gloriana Seran (Spesialis MCHN Zona Sambawa dan Kalimantan Barat)
Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive)