Kloset Semen : Kisah Sukses Repin
Menghasilkan uang jutaan rupiah dari kloset semen buatan sendiri tidak pernah terpikirkan oleh seorang pria paruh baya dari sebuah desa di Kecamaan Pino Raya, Bengkulu Selatan. Setelah ikut serta dalam pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), terkhusus tentang Wira Usaha Sanitasi (Wusan), yang diadakan oleh Wahana Visi Indonesia, Repin (52) belajar tentang cara membuat kloset dari bahan sederhana. Ia menyadari potensi ekonomi yang luar biasa dari usaha ini.
Pelatihan STBM dan Wusan membekali Repin dengan keterampilan teknis seperti membuat toilet, merancang septic tank, dan menentukan jarak aman antara septic tank dengan sumber air. Namun, lebih dari itu, Repin juga jadi tahu bagaimana memotivasi masyarakat tentang pentingnya sanitasi, menyadarkan masyarakat bahwa sanitasi adalah kebutuhan dasar.
Usai pelatihan, Repin membagi ilmunya kepada 13 warga yang tidak memiliki jamban di rumahnya. Ia mengajari mereka cara membuat jamban dengan bahan sederhana seperti cetakan fiber, satu sak semen, pasir, dan ember. Ia menjelaskan, satu sak semen bisa menghasilkan 20 jamban kuat yang bisa digunakan keluarga. Kloset bisa dijual dengan kisaran harga Rp 150.000 hingga Rp 250.000.
Repin kemudian menyarankan agar Wusan dijadikan inovasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Bila dijadikan BUMDes maka biaya pembangunan jamban bisa semakin rendah. Sehingga, jamban dapat dijual dengan harga Rp 75.000,- saja. Ia yakin ini adalah solusi yang bisa memberikan jalan keluar bagi pemerintah dan masyarakat di desa. “Saya tidak mau hal ini jadi memberatkan masyarakat, tapi bagaimana kita semua mendapatkan hal yang terbaik. Saya ingin membantu masyarakat mendapatkan akses ke fasilitas toilet yang layak,” ujarnya.
Lebih dari 200 keluarga di Kecamatan Pino Raya masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS), baik itu di sungai, hutan atau kebun sawit. Kloset hemat yang Repin buat menjadi salah satu cara pemicuan STBM. Penyediaan fasilitas toilet layak dan bersih merupakan cara agar masyarakat mulai mengurangi kebiasaan BABS. Berbagai kegiatan pemicuan lain pun turut dilakukan secara berkesinambungan hingga salah satu desa di Kecamatan Pino Raya bisa bebas BABS.
Sekarang Repin sudah mendapat langganan dari tiga toko bangunan dan memasok 16 buah kloset. Dari 16 buah kloset ini, Repin sudah memperoleh penghasilan sebanyak Rp. 1.600.000,- dengan modal hanya Rp. 60.000,-. Bila ditotal, ia telah berhasil menjual sebanyak 40 buah kloset. Hasil penjualan ini tidak hanya memberikan tambahan penghasilan, tetapi juga membantu meningkatkan ekonomi di daerah tersebut. Keberhasilan ini bukan hanya sangat berguna dalam mengatasi masalah sanitasi di lingkungan tempat tinggalnya, tapi juga menambah geliat ekonomi di desa.
Penulis : Sendi Normansyah (WASH BP Officer Kantor Operasional Bengkulu Selatan)
Penyunting : Mariana Kurniawati (Communication Executive)