Kursi Roda dan Toilet Baru Andalan Ati
#LombokBangkitKembali - Tidak banyak yang bisa dikerjakan Sukriati, yang biasa disapa Ati, wanita asal Dusun Sandongan, Kabupaten Lombok Timur. Kekurangan fisik pada kakinya membuatnya sulit untuk melakukan pekerjaan berat. Hal ini juga menjadi kelemahan baginya saat harus melarikan diri ke luar rumah tatkala gempa pertama menghantam Lombok, Juli 2018 lalu.
Kala itu Ati sedang asyik bersantai di kamarnya. Namun, tiba-tiba rumahnya bergetar kencang. Ia pun berusaha menyelamatkan diri secepatnya.
“Pagi itu saya menyelamatkan diri ke beranda rumah dengan merangkak. Tapi saat gempa susulan kedua, saya langsung keluar dari rumah dan pergi menjauh dari rumah dengan kursi roda,” cerita Ati.
Kursi roda adalah teman andalan Ati. Ia memiliki kursi roda yang dilengkapi dengan setang dan desain unik layaknya sepeda yang dirancang khusus untuknya. Ati kerap menggunakan benda ini untuk menemaninya beraktivitas di luar rumah, termasuk menuju toilet baru yang juga khusus diciptakan untuknya.
Toilet sederhana hasil pemberian tim Respons Tanggap Bencana Gempa Lombok Wahana Visi Indonesia tersebut terletak tepat di luar rumah Ati. Menurut Ati, toilet lama yang terletak di dalam rumahnya telah hancur akibat gempa. Sejak berdirinya toilet baru, Ati dan keluarganya, termasuk orang-orang dari dusun lainnya bisa menggunakan toilet tersebut setiap waktu.
“Sebelum ada WC ini saya takut dan sering menahan untuk buang air. Setelah ada sekarang jadi tenang, bisa kapan saja buang air ke WC,” ungkap wanita 28 tahun ini.
Toilet yang digunakan Ati saat ini bisa memudahkannya membawa kursi roda hingga ke dalam toilet. Dengan begitu dia dapat leluasa melakukan aktivitas di dalam toilet.
Kepala Dusun Sandongan yang juga masih berkerabat dengan Ati mengatakan, toilet yang digunakan Ati saat ini telah mengalami perubahan. Sebelumnya, toilet tersebut dirancang hanya dengan menggunakan kloset dan ember sebagai tempat penampungan air. Namun, Ati merasakan kesulitan untuk bertumpu, sehingga toilet tersebut diberikan penambahan semen guna pembuatan bak air yang bisa dijadikan tempat bertumpu.
Tak hanya toilet, Wahana Visi Indonesia (WVI) turut memberikan satu buah tangki air di sebelah toilet. Dengan adanya tangki air tersebut, setiap orang bisa terus mendapatkan air sekalipun listrik sedang tidak menyala.
WASH Specialist Respons Tanggap Bencana Gempa Lombok WVI Angela Elisabeth mengatakan, desain toilet yang diberikan WVI kepada masyarakat merupakan desain toilet universal. Setiap orang yang ingin menggunakan toilet tersebut tentu bisa mengaksesnya dengan maksimal, sekalipun itu penyandang disabilitas.
“Jika ditemui anggota keluarga yang disabilitas maka desainnya bisa disesuaikan sesuai kebutuhan bersama,” jelas Angela.
Pembangunan toilet dilakukan dengan prinsip gotong royong. Sementara WVI yang memberikan material bahan, masyarakat dusun harus bersama-sama membangun toilet dan menentukan dimana suatu toilet hendak diletakkan. Prinsip seperti ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab masyarakat untuk memelihara toilet.
Hingga enam bulan masa kerja tim Respons Tanggap Bencana Gempa Lombok, WVI telah membangun 1.241 toilet dari target 1.280 toilet yang tersebar di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur. Toilet-toilet tersebut juga dilengkapi dengan tangki air dengan total tangki air yang telah didistribusikan kini telah mencapai 446 titik (data per 1 Februari 2019).
Ditulis oleh: Putri ianne Barus, Field Communication Officer Wahana Visi Indonesia