Masyarakat Asmat Rajin Menabung untuk Anak

Masyarakat Asmat Rajin Menabung untuk Anak

Melkior (32 tahun), salah satu anggota ASKA (Asosiasi Simpan Pinjam untuk Kesejahteraan Anak) di salah satu kampung di Asmat, Papua. Sehari-hari ia bekerja sebagai operator pemotong kayu di kampung. Sebagai seorang operator ia tidak mendapatkan upah bulanan, tetapi ketika ia mendapat kayu barulah ia bisa menjualnya dan memperoleh upah. Dengan penghasilan yang tidak tetap, Melkior merasa ASKA sangat bermanfaat bagi keluarganya karena dapat membantu menyimpan uang untuk biaya keperluan anak-anaknya yang masih sekolah dan juga bagi keluarganya.   

Masyarakat di kampung ini umumnya tidak berpenghasilan tetap. Perkerjaan mereka bermacam-macam misalnya operator pemotong kayu, petani, pemburu, dan juga nelayan. Salah satu pekerjaan yang populer dilakukan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh Melkior.  

“Upah saya tidak menentu. Kadang saya kerja dua sampai tiga hari di hutan cari kayu baru bisa belanja buat keluarga saya selama satu minggu,” ujarnya. Jika sudah tidak ada uang barulah ia kembali ke hutan untuk mencari kayu agar dapat dijual. Keluarga Melkior tidak terbiasa menabung. Penghasilan harian habis dipakai untuk kebutuhan harian saja.  

Pola keuangan Melkior mulai berubah ketika dia diperkenalkan pada ASKA. Kegiatan ini difasilitasi oleh Wahana Visi Indonesia agar masyarakat Asmat dapat mulai mengenal pola pengaturan keuangan keluarga. Melkior memahami bahwa ASKA didesain untuk membantu keluarga belajar menabung. Jangka waktu penyimpanan ASKA juga tidak terlalu panjang dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, inilah yang menjadi daya tarik ASKA. 

“Sa merasa terbantu karena bisa simpan uang jadi uang hasil jual kayu sudah tidak habis semua untuk keperluan rumah tangga tapi sa bisa simpan juga,” ujar Melkior. Hal ini yang membuat Melkior tergerak untuk menyimpan uang agar sewaktu-waktu anak dan keluarganya butuh uang, ia dapat penuhi. “Semenjak sa ikut ASKA, saya bagi sedikit dari hasil jual kayu untuk ditabung,” imbuhnya. 

Di akhir periode ASKA kali ini, ia merasa senang dengan hasil tabungannya. Meskipun jumlahnya tidak besar namun sangat berarti dan menjadi pelajaran baik untuk Melkior. Pada periode ASKA berikutnya, ia termotivasi untuk lebih rajin lagi menabung. “Sa sudah ambil sa punya tabungan. Uang ini akan saya pakai untuk persiapan Natal dan juga untuk memberikan hadiah buat anak-anak saya,” tuturnya. 

Pertumbuhan wawasan pengelolaan ekonomi rumah tangga ang terjadi di Asmat merupakan alasan WVI akan terus mendampingi implementasi ASKA di Asmat. "Terima kasih WVI karena sudah ada ASKA. Kami jadi semangat untuk menabung buat anak-anak kami,” pungkasnya. 

 

 

 

Penulis: Alfred Robert Dadi (Fasilitator Lapangan kantor operasional WVI di Asmat, Papua) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive) 


Artikel Terkait