Bukan Posyandu Balita, tapi Posyandu Remaja
Posyandu remaja sangat penting untuk dikembangkan karena remaja merupakan kelompok usia yang rentan mengalami berbagai masalah kesehatan, baik kesehatan mental maupun kesehatan fisik. Masa remaja juga merupakan masa transisi yang sangat penting dalam kehidupan seseorang karena pada masa ini terjadi perubahan fisik, emosional, sosial, dan psikologis yang sangat signifikan bagi remaja. Oleh karena itu perlu adanya perhatian bagi para remaja melalui kegiatan posyandu remaja.
“Sekarang saya menjadi lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan hidup di masa depan. Posyandu remaja sangat penting bagi saya dan teman-teman remaja di desa saya karena sangat membantu saya dalam memahami diri dan menjaga kesehatan dengan baik,” ujar Yohana Linas.
Remaja perempuan berusia 15 tahun ini tinggal di sebuah desa di Manggarai Timur yang melakukan kegiatan posyandu remaja. Ia juga aktif sebagai anggota Forum Anak di desa.
Dari hasil focus group discussion bersama Forum Anak dan kelompok anak di desa, ditemukan beberapa masalah remaja di Manggarai Timur seperti kecanduan merokok, minuman beralkohol, online game yang mengandung pornografi, dan kecanduan media sosial. Masalah lainnya berkaitan dengan relasi sosial seperti perundungan, perkawinan anak, dan seks bebas yang kemudian berpengaruh pada kesehatan mental remaja seperti depresi ringan hingga berat.
Remaja merasa posyandu ini merupakan wadah positif untuk mengatasi masalah-masalah yang dominan terjadi pada remaja. Melalui wadah ini, para remaja bisa mengurangi angka kehamilan, mendapatkan pelayanan kesehatan, mendapatkan edukasi kesehatan yang tepat terutama terkait perubahan fisik dan emosional yang dialami.
Awalnya saat diminta bergabung, Yohana enggan dan khawatir karena tidak tahu apa tugas seorang kader posyandu remaja. Namun, ketika pendamping kelompok anak di desanya memberi informasi kalau posyandu remaja akan sangat membantu Yohana dan teman-temannya dalam isu kesehatan, ia pun yakin untuk terlibat.
“Setelah saya bergabung dalam posyandu remaja, saya sangat senang dan merasa saya telah menemukan program yang tepat bagi masalah saya dan teman-teman remaja lainnya. Hal-hal seperti perlindungan anak menjadi kekhawatiran saya dan beberapa teman. Pada pertemuan kelompok, kami bisa bebas berdiskusi tentang isu-isu anak dan remaja,” tuturnya.
Sebagai kader, para remaja bisa saling menjadi teman diskusi berbagai isu remaja seperti masalah kesehatan reproduksi, kesehatan mental dan dampak perilaku berisiko. Dengan terlibat dalam posyandu remaja, kader dapat membantu mengidentifikasi dan menangani masalah kesehatan remaja lebih dini dan lebih cepat.
“Melalui posyandu remaja, saya dan teman-teman belajar banyak tentang kesehatan, pola makan yang sehat, mendapat konseling tentang kesehatan reproduksi seperti bagaimana menghindari kehamilan usia muda. Saya juga jadi tahu bagaimana melawan gejolak remaja dan mengalihkannya dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan,” lanjutnya.
Selain membahas tentang isu remaja yang berkaitan dengan perkembangan psikis, posyandu remaja juga melakukan pemantauan pertumbuhan fisik. Pengukuran LiLA (Lingkar Lengan Atas), berat badan, dan tinggi badan pada remaja penting dilakukan untuk memastikan pertumbuhan dan kesehatan remaja. Kegiatan ini dilakukan rutin setiap bulan untuk membantu mengidentifikasi risiko kesehatan remaja yang akan berdampak buruk seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Selain itu pemantauan ini dapat membantu remaja mendeteksi masalah kekurangan gizi dan kelebihan berat badan. Kegiatan ini menjamin remaja tetap sehat dan terhindar dari penyakit yang muncul akibat masalah gizi dan obesitas.
“Saya berharap posyandu remaja tidak hanya dikembangkan di desa saya dan lima desa lainnya, namun di seluruh daerah. Saya ingin remaja di Manggarai Timur sehat dan menjadi generasi penerus yang berkualitas,” pungkas Yohana.
Penulis: Nathalia Hetty Dudi (Koordinator di Kantor Operasional WVI area Manggarai Timur)
Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive)